Rabu, 09 Maret 2016

makalah mikrobiologi-virologi jamur // Yayuk Winarsih



MAKALAH MIKROBIOLOGI-VIROLOGI
JAMUR

Dosen Pembimbing : dr. Alfan Erzi
Di susun oleh :
Sintya Larasati                 Tri Kurnia Astutik
Yane M.T. Kollo                     Yayuk Winarsih
Zaidatun Ni’mah

PROGRAM STUDI S1 FARMASI
STIKes KARYA PUTRA BANGSA
TULUNGAGUNG
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini tentang jamur.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
   
    Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini.
   
    Akhir kata kami berharap semoga makalah ini tentang jamur dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.
   
                                                                                     


 Tulungagung, September 2015
   






DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................ 2
DAFTAR ISI ...........................................................................................................................3
BAB I ..................................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN ................................................................................................................. 4
1.1  Latar Belakang ..................................................................................................... 4
1.2  Tujuan .................................................................................................................. 4
BAB II .................................................................................................................................... 5
ISI ............................................................................................................................................5
2.1 Pengertian Jamur .................................................................................................. 5
2.2 Morfologi Jamur ................................................................................................... 5
2.3 Ciri-Ciri Jamur ...................................................................................................... 5
2.4 Klasifikasi Jamur .................................................................................................. 5
2.5 Replikasi Jamur .................................................................................................... 8
2.6 Pemanfaatan  Jamur dalam Kehidupan .................................................................9
2.7Cara menginfeksi jamur…………………………………………………………..10
BAB III ................................................................................................................................. 14
PENUTUP .............................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA
           



BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
       Jamur (fungi) banyak kita temukan disekitar kita. Jamur tumbuh subur terutama di musim hujan karena jamur menyukai habitat yang lembap. Beberapa ahli mikologi membagi jamur menjadi dua kelompok berdasarkan bentuk tubuhnya, yaitu kapang (mold) dan khamir (yeast). Kebanyakan jamur masuk dalam kelompok kapang. Tubuh vegetatif kapang berbentuk filamen panjang bercabang yang seperti benang disebut hifa. Hifa akan memanjang dan menyerap makanan dari permukaan substrat (tempat hidup jamur). Sedangkan jamur dalam kelompok khamir bersifat uniseluler (berinti satu), bentuknya bulat atau oval (Medhy, 2013).
       Pengamatan morfologi sangat penting untuk identifikasi dan determinasi. Bahkan pengamatan morfologi ini lebih penting daripada pengamatan fisiologis. Terdapat beberapa cara atau metode pengamatan yaitu dengan pembuatan slide cultur atau hanging drop. Untuk pengamatan morfologi dapat dilakukan pengamatan secara makroskopis dan mikroskopis. (Medhy, 2013).
       Jamur tidak mempunyai batang, daun, dan akar serta tidak mempunyai sistem pembulu seperti pada tumbuhan tingkat tinggi.  Jamur umumnya berbentuk seperti benang, bersel banyak, dan semua dari jamur mempunyai potensi untuk tumbuh, karena tidak mempunyai klorofil yang berarti tidak dapat memasak makanannya sendiri (Medhy, 2013).

1.2 Tujuan
a.       Mengetahui morfologi jamur
b.      Mengetahui ciri-ciri jamur
c.       Mengetahui klasifikasi jamur
d.      Mengetahui replikasi jamur
e.       Mengetahui pemanfaatan jamur




BAB II
ISI

2.1 Pengertian Jamur
Jamur adalah tubuh buah yang tampak di permukaan media tumbuh dari sekelompok fungi yang berbentuk seperti payung: terdiri dari bagian yang tegak (“batang”) dan bagian yang mendatar atau membulat. Jamur merupakan organisme yang tidak mempunyai klorofil sehingga dia tidak mempunyai kemampuan untuk memproduksi makanan sendiri atau dengan kata lain jamur tidak bisa memanfaatkan karbondioksida sebagai sumber karbonnya.
2.2 Morfologi Jamur
Jamur tingkat tinggi maupun tingkat rendah mempunyai ciri yang khas, yaitu mempunyai benang tunggal atau bercabang-cabang yang disebut hifa. Kumpulan dari hifa-hifa akan membentuk miselium. Jamur merupakan tumbuhan yang tidak mempunyai klorofil sehingga bersifat heterotrof, tipe sel-sel eukarotik. Jamur ada yang uniseluler dan multiseluler. Tubuhnya terdiri dari benang-benang yang disebut hifa, hifa dapat membentuk anyaman bercabang-cabang yang disebut miselium
2.3 Ciri- Ciri Jamur
Organisme yang termasuk dalam kelompok jamur , anggotany mempunyai cirri-ciri umum :
1. Uniseluer ( bersel satu ) atau multi seluler ( bersel banyak )
2. Aikoriotik ( mempunyai membrane inti )
3. Tidak mempunyai kloforil sehingga bersifat heterottrof.
4. Dinding selnya tersusun atas zat kiting
5. Cadangan makan tersimpan dalam bentuk milegogen dan protein
6. Pencernaanya berlangsung secara ekstra seluler.
7. Memiliki keturuna yang bersifat haploid lebih singkat
8. Reproduksi jamur uniseluler di lakukan secara aseksesual dengan membentuk spora .

2.4 KLASIFIKASI JAMUR
1
MYXOMYCOTINA (Jamur lendir)
• Myxomycotina merupakan jamur yang paling sederhana.
•Mempunyai 2 fase hidup, yaitu:
– fase vegetatif (fase lendir) yang dapat bergerak seperti amuba, disebut plasmodium
– fase tubuh buah
• Reproduksi : secara vegetatif dengan spora, yaitu spora kembaran yang disebut myxoflagelata.
Contoh spesies :
  1. Physarum polycephalum
  2. Lycogala terresfre
  3. Fuligo septica
  4. d. Mucilago crustacean
2
OOMYCOTINA
• Tubuhnya terdiri atas benang/hifa tidak bersekat, bercabang-cabang dan mengandung banyak inti.
• Reproduksi:
– Vegetatif : yang hidup di air dengan zoospora yang hidup di darat dengan sporangium dan konidia.
– Generatif : bersatunya gamet jantan dan betina membentuk oospora yang selanjutnya tumbuh menjadi individu baru.
Contoh spesies:
a. Saprolegnia sp. : hidup saprofit pada bangkai ikan, serangga
darat maupun serangga air.
b. Phytophora infestans: penyebab penyakit busuk pada kentang.
3
ZYGOMYCOTINA
• Tubuh multiseluler.
• Habitat umumnya di darat sebagai saprofit.
• Hifa tidak bersekat.
• Reproduksi:
– Vegetatif: dengan spora.
– Generatif: dengan konyugasi hifa (+) dengan hlifa (-) akan
menghasilkan zigospora yang nantinya akan tumbuh menjadi
individu baru.
Contoh spesies:
a. Mucor mucedo : biasa hidup di kotoran ternak dan roti.
b. Rhizopus oligosporus : jamur tempe.
4
ASCOMYCOTINA
• Tubuh ada yang uniseluler dan ada yang multi seluler.
• Ascomycotina, multiseluler, hifanya bersekat dan berinti banyak.
• Hidupnya: ada yang parasit, saprofit, ada yang bersimbiosis
dengan ganggang membentuk Lichenes (Lumut kerak).
• Reproduksi:
– Vegetatif : pada jamur uniseluler membentuk tunas-tunas,
pada yang multiseluler membentuk spora dari konidia.
– Generatif: Membentuk askus yang menghasilkan askospora.
Contoh spesies:
1. Sacharomyces cerevisae (sehari-hari dikenal sebagai ragi)
– berguna untuk membuat bir, roti maupun alkohol.
– mampu mengubah glukosa menjadi alkohol dan CO2 dengan
proses fermentasi.
2. Neurospora sitophila
(jamur oncom)
3. Peniciliium noJaJum
dan Penicillium chrysogenum (penghasil antibiotika penisilin)
4. Penicillium camemberti dan Penicillium roqueforti (berguna untuk mengharumkan keju)
5. Aspergillus oryzae (untuk membuat sake dan kecap)
6. Aspergillus wentii (untuk membuat kecap)
7. Aspergillus flavus (menghasilkan racun aflatoksin hidup pada biji-bijian.  Flatoksin salah satu penyebab kanker hati)
8. Claviceps purpurea (hidup sebagai parasit padabakal buah Gramineae).
5
BASIDIOMYCOTINA

• Ciri khasnya alat repoduksi generatifnya berupa basidium sebagain badan penghasil spora.
• Kebanyakan anggota spesies berukuran makroskopik.
Contoh spesies:
1. Volvariella volvacea (jamur merang, dapat dimakan dan sudah dibudidayakan)
2. Auricularia polytricha (jamur kuping, dapat dimakan dan sudah di budidayakan)
3. Exobasidium vexans (parasit pada pohon teh penyebab penyakit cacar daun teh)
 4. Amanita muscaria dan Amanita phalloides (jamur beracun, habitat di daerah subtropics)
5. Ustilago maydis (jamur api, parasit pada jagung)

6. Puccinia graminis (jamur karat, parasit pada gandum
2.5 Replikasi Jamur
Jamur dapat hidup bersimbiosis dengan ganggang membentuk liken (lichines) dan dengan akar tumbuhan tingkat tinggi membentuk mikkorhiza
1. Liken (lichines)
Liken merupakan organisme hasil simbiosis antara jamur sebagai berikut
a. Parmelia , hidupnya menempel pada batang pohon ,dan berwarna abu-abu
b. Grafhis hidupnya menempel pada batang pohon dan berbentuk seperti coretan garis-garis kecil
2. Mikkorhiza
Mikkorhiza banyak kehidupan jamur yang di miliki hubungan simbiotik dengan akarnya tumbuhan sebagai berikut
a. Endomikorriza
Pada Endomikorriza , hifa jamur dapat menembus akar samping kebagian kortek misalnya yang terjadi pada tanaman anggrek saluran (col), dan berbagian jenis tumbuhan tingkat tinggi. Jamur pada Endomikorriza ini tidak memiliki inang dan dapat hidup sendiri tampa bersimbiosis.
b. Ektomikorriza
Pada Ektomikorriza , hifa jamur tidak sampai menembus kedalam kortek akar ,tetapi hanya sampai pada bagian epidermis akar tumbuhan.

2.6 PEMANFAATAN JAMUR DALAM KEHIDUPAN
Di bidang industri makanan dan minuman.
1). Rhizopus oryzae. Jamur ini tumbuh dan mengaitkan butir-butir bungkil atau kedelai menjadi tempe. Rizopus dapat mengubah amilum dalam kedelai menjadi gula dan dapat memecah protein dan lemak yang ada di dalam sel-sel kedelai dan  kacang, sehingga tempe itu mudah di cerna oleh pencernaan kita.
2). Saccharomyces. Sering disebut khamir atau yeast. Jenisnya banyak, antara lain Saccharomyces cerevisiae dan Saccharomyces ovale. Keduanya dimanfatkan untuk membuat tape, alkohol atau roti. Sedang Saccharomyces sake digunakan untuk membuat sake (minuman khas jepang) .
Di bidang Industri
Rhizopus nigricans, merupakan jenis jamur yang dapat dipergunakan untuk produksi asam fumarat. Sedang Rhizopus nodusus dapat diperguanakn untuk produksi asam laktat.
Di Bidang Kedokteran
Penicilium notatum dan Penicillium chrysogenum adalah  jenis jamur yang menghasilkan penisilin, yaitu zat antibiotik. Alexander Fleming adalah orang yang menemukan zat antibiotik tersebut. Higroporus dan Lycoperdon perlatum berguna sebagai dekomposer (pengurai).
Di Bidang Pertanian
Jamur sebagai organisme saprofit sangat penting guna kesuburan tanah. Jamur-jamur saprofit menghancurkan kayu-kayu dan daun-dedaunan sehingga menjadi mineral kembali.
Jenis aspergillus wentii di manfaatkan untuk membuat kecap. Aspergillus oryzae digunakan untuk  pembuatan tape. Penicillium camemberti dan penicillium roqueforti banyak digunakan untuk meningkatkan kulitas keju. Jenis volvariella vovalcea atau biasa disebut dengan  jamur merang dimanfaatkan untuk makanan. Jenis jamur ini banyak mengandung lemak dan glikogen.
2.7 Cara menginfeksi jamur
  •        Tinea capitis
Rambut yang terkena tampak kusam, mudah patah dan tinggal rambut yang pendek-pendek pada daerah yang botak. Pada infeksi yang berat dapat menyebabkan edematous dan bernanah.
Di sebabkan oleh Jamur Mycrosporum dan Trichophyton.
Jamur yang menyerang stratum corneum kulit kepala dan rambut kepala ,ditularkan lewat pemakaian sisir dan gunting rambut.

  •       Maduromycosis (Madura foot)
Terjadinya massa granulomatous yang biasanya meluas ke jaringan lunak dan tulang kaki. Gejalanya dimulai dengan adanya lesi pada tapak kaki bagian belakang, timbul massa granulomatous dan abses yang kemudian terjadi sinus-sinus yang mengeluarkan nanah dan granula.
Disebabkan oleh jamur Allescheris boydii, Cephalosporium falciforme, Madurella mycetomi, dan Madurella grisea.
Dapat tertular/terinfeksi apabila berjalan tanpa alas kaki pada daerah yang terinfeksi jamur tersebut.

  •       Coccidioidomycosis
Batuk dengan atau tanpa sputum yang biasanya disertai dengan pleuritis.
Disebabkan oleh jamur  Coccidioides immitis.
Dapat tertular apabila kita bernapas dan pada saat kita menghirup oksigen ,oksigen tersebut mengandung jamur

  •       Sporotrichosis
Benjolan (nodul) di bawah kulit kemudian membesar, merah, meradang, mengalami nekrosis kemudian terbentuk ulcus. Nodul yang sama terjadi sepanjang jaringan lympha.
Di sebabkan oleh Jamur Sporotrichum schenckii.
Bersentuhan langsung manupun tidak langsung , langsung dapat berupa sentuhan langsung sedangkan tidak langsung dapat berupa menggunakan pakaian atau handuk yang sama.

  •       Actinomycosis
Ditandai dengan adanya jaringan granulomatous, bernanah disertai dengan terjadinya abses dan fistula.
Di sebabkan oleh Jamur Actinomyces bovis.
Dapat tertular apabila bersentuhan dan terkena nanah dari kulit yang mengandung jamur tersebut.

  •       Otomycosis (Mryngomycosis)
Merupakan mikosis superfisial yang menyerang lubang telinga dan kulit di sekitarnya yang menimbulkan rasa gatal dan sakit. Bila ada infeksi sekunder akan menjadi bernanah.
Di sebabkan oleh Jamur Epidermophyton floccosum dan Trichophyton sp.
Bersentuhan dan menggaruk kulit yang terkena jamur ini.

  •       Nocardiosis
Pembengkakan jaringan yang terkena, terjadinya lubang-lubang yang mengeluarkan nanah dan jamurnya berupa granula.
Di sebabkan oleh Jamur Nocardia asteroids.
Dapat tertular apabila bersentuhan dan terkena nanah dari kulit yang mengandung jamur tersebut.

  •       Panu (Pitriyasis versikolor)
Ditandai dengan bercak yang terdapat pada kulit disertai rasa gatal pada saat berkeringat. Bercak-bercak ini bisa berwarna putih, coklat atau merah tergantung kepada warna kulit penderita.
Di sebabkan oleh Jamur Malassezia furfur.
Dapat terinfeksi lewat persentuhan kulit yang terinfeksi oleh jamur atau terinfeksi lewat pakaian yang terkena spora jamur.
      


  •       Blastomikosis
Manifestasi pulmonari, lesi pada kulit yang tidak sembuh, lesi tulang yang seringkali tanpa rasa sakit, dan gejala yang berkaitan dengan sistem genitouorinari (urogenital).
Disebabkan oleh cendawan dimorfik Blastomyces dermatitidis. Cendawan B.
Dermatitidis banyak ditemukan di tanah yang mengandung sisa-sisa bahan organik dan kotoran hewan. Ketika konidia (salah satu bagian tubuh) dari B. dermatitidis terhirup oleh manusia maka akan terjadi perubahan bentuk dari miselium menjadi khamir dan sistem imun manusia tidak sempat menghasilkan respon imun terhadap perubahan tersebut.
Agen penyakit akan menyebar melalui sistem limfa dan aliran darah.

  •       Tinea favosa
Bintik-bintik putih pada kulit kepala kemudian membesar membentuk kerak yang berwarna kuning kotor. Kerak ini sangat lengket daln bila diangkat akan meninggalkan luka basah atau bernanah.
Di sebabkan oleh Jamur Trichophyton schoenleinii.
Menginfeksi kulit kepala, kulit badan yang tidak berambut dan kuku pennularannya dapat melalui penggunaan handuk atau kain orang yang terinfeksi.

  •       Dermatophytosis (Tinea pedis, Athele foot)
Merupakan infeksi jamur superfisial yang kronis mengenai kulit terutama kulit di sela-sela jari kaki. Dalam kondisi berat dapat bernanah.
Di sebabkan oleh Jamur Trichophyton sp.
Menginfeksi kulit terutama kulit di sela-sela jari kaki dapat tertular apabila berjalan di tempat-tempat kotor yang berair.

  •       Tinea barbae Rambut (janggut)
Yang terkene jamur ini akan mudah patah, kusam. Sedangkan kulit (bagian leher)yang terkene virus ini akan terdapat bintik-bintik putih.
Di sebabkan oleh Jamur Trichophyton mentagrophytes, Trichophyton violaceum, Microsporum cranis.
Dapat tertular apabila bersentuhan atau melalui alat pemotong jenggot yang telah terinfeksi


  •       Tinea cruris
Terdapat bintik hitam pada kulit bagian paha atas.
Di sebabkan oleh Jamur Epidermophyton floccosum atau Trichophyton sp.
Infeksi mikosis superfisial yang mengenai paha bagian atas sebelah dalam. Pada kasus yang berat dapat pula mengenai kulit sekitarnya dapat tertular melalui sentuhan atau kuku saat menggaruk bagian yang terifeksi.

  •       Infeksi candida
Terjadi karena faktor predisposisi.
Di sebabkan oleh Jamur Candida albicans.
Merupakan mikosis yang menyerang kulit, kuku atau organ tubuh seperti hantung dan paru-paru, selaput lendir dan juga vagina menular melalui sentuhan kulit yang terkena jamur ini.

  •       Tinea circinata (Tinea corporis)
Gejalanya bermula berupa papula kemerahan yang melebar.
Di sebabkan oleh Jamur Corporis trichopyton            .
Merupakan mikosis superfisial berbentuk bulat-bulat (cincin) dimana terjadinya jaringan granulamatous, pengelupasan lesi kulit disertai rasa gatal dapat terinfeksi karena kuku yang terinfeksi jamur.
























BAB III
PENUTUP


Kesimpulan      
a.       Ciri-ciri jamur :
1.      Uniseluer ( bersel satu ) atau multi seluler ( bersel banyak )
2.      Aikoriotik ( mempunyai membrane inti )
3.      Tidak mempunyai kloforil sehingga bersifat heterottrof dll.
b.      Klasifikasi Jamur :
1.      Myxomycotina
2.      Oomycotina
3.      Zycomycotina
4.      Ascomycotina
5.      Basidiomycotina
c.       Replikasi Jamur , jamur mampu mereplikasi dengan membentuk liken ( lichines ) dan membentuk  mikkoriza.
d.      Pemanfaatan Jamur :
1.      Industri makanan dan minuman ( pembuatan tempa dan sake )
2.      Industri ( produksi asam laktat fumarat )
3.      Kedokteran ( antibiotika )
4.      Pertanian ( pemanfaatan untuk bahan pangan )






           
    

    


DAFTAR PUSTAKA

Aqsha.2013.”Laporan Brhyophyta”.http:aqshabiogger2010.blogspot.com201202
              laporan-praktikum-brhyophyta.html-.html.(4 Juni 2013).
Echa.2013.”Laporan Mikrobiologi”.http:echa-resaindah.blogspot.com201211
              Laporan-mikrobiologi.htm.(4 Juni 2013).
Ita.2013.”Laporan Mikrobiologi”.http:itatrie.blogspot.com201210 laporan-
              mikrobiologi-pengamatan--jamur.html.(4 Juni 2013).
Medhy.2013.”Pengamatan Morfologi”.http:medhythedoctor.blogspot.com
              201302laporan-pengamatan-morfologi-jamur.html.(4 Juni 2013).
Yamin.2013.”Laporan Mikrobiologi”.httpyaminanggri.blogspot.com201304
              laporan-praktikum-mikrobiologi-umum_23.html.(4 Juni 2013).


Tidak ada komentar:

Posting Komentar