MAKALAH
MIKROBIOLOGI-VIROLOGI
JAMUR
Dosen
Pembimbing : dr. Alfan Erzi
Di
susun oleh :
Sintya
Larasati Tri Kurnia
Astutik
Yane
M.T. Kollo Yayuk Winarsih
Zaidatun
Ni’mah
PROGRAM
STUDI S1 FARMASI
STIKes
KARYA PUTRA BANGSA
TULUNGAGUNG
KATA
PENGANTAR
Dengan
menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Kami panjatkan
puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
ini tentang jamur.
Makalah
ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai
pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi
dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ini tentang jamur dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ini tentang jamur dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.
Tulungagung, September 2015
DAFTAR
ISI
KATA
PENGANTAR
............................................................................................................
2
DAFTAR
ISI ...........................................................................................................................3
BAB
I
.....................................................................................................................................
4
PENDAHULUAN
.................................................................................................................
4
1.1 Latar
Belakang
.....................................................................................................
4
1.2 Tujuan
..................................................................................................................
4
BAB
II
....................................................................................................................................
5
ISI
............................................................................................................................................5
2.1
Pengertian Jamur
..................................................................................................
5
2.2
Morfologi Jamur
...................................................................................................
5
2.3
Ciri-Ciri Jamur
......................................................................................................
5
2.4
Klasifikasi Jamur
..................................................................................................
5
2.5
Replikasi Jamur
....................................................................................................
8
2.6
Pemanfaatan Jamur dalam Kehidupan
.................................................................9
2.7Cara menginfeksi
jamur…………………………………………………………..10
BAB
III .................................................................................................................................
14
PENUTUP
.............................................................................................................................14
DAFTAR
PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Jamur (fungi) banyak kita temukan
disekitar kita. Jamur tumbuh subur terutama di musim hujan karena jamur
menyukai habitat yang lembap. Beberapa ahli mikologi membagi jamur menjadi dua
kelompok berdasarkan bentuk tubuhnya, yaitu kapang (mold) dan khamir (yeast).
Kebanyakan jamur masuk dalam kelompok kapang. Tubuh vegetatif kapang berbentuk
filamen panjang bercabang yang seperti benang disebut hifa. Hifa akan memanjang
dan menyerap makanan dari permukaan substrat (tempat hidup jamur). Sedangkan
jamur dalam kelompok khamir bersifat uniseluler (berinti satu), bentuknya bulat
atau oval (Medhy, 2013).
Pengamatan morfologi sangat penting
untuk identifikasi dan determinasi. Bahkan pengamatan morfologi ini lebih
penting daripada pengamatan fisiologis. Terdapat beberapa cara atau metode
pengamatan yaitu dengan pembuatan slide cultur atau hanging
drop. Untuk pengamatan morfologi dapat dilakukan pengamatan secara
makroskopis dan mikroskopis. (Medhy, 2013).
Jamur tidak mempunyai batang, daun, dan
akar serta tidak mempunyai sistem pembulu seperti pada tumbuhan tingkat
tinggi. Jamur umumnya berbentuk seperti benang, bersel banyak, dan
semua dari jamur mempunyai potensi untuk tumbuh, karena tidak mempunyai
klorofil yang berarti tidak dapat memasak makanannya sendiri (Medhy, 2013).
1.2 Tujuan
a.
Mengetahui morfologi jamur
b.
Mengetahui ciri-ciri jamur
c.
Mengetahui klasifikasi jamur
d.
Mengetahui replikasi jamur
e.
Mengetahui pemanfaatan jamur
BAB II
ISI
2.1 Pengertian Jamur
Jamur adalah tubuh
buah yang tampak di permukaan media tumbuh dari sekelompok fungi yang berbentuk
seperti payung: terdiri dari bagian yang tegak (“batang”) dan bagian yang
mendatar atau membulat. Jamur merupakan organisme yang tidak mempunyai klorofil
sehingga dia tidak mempunyai kemampuan untuk memproduksi makanan sendiri atau
dengan kata lain jamur tidak bisa memanfaatkan karbondioksida sebagai sumber
karbonnya.
2.2 Morfologi Jamur
Jamur tingkat tinggi maupun tingkat rendah mempunyai ciri yang khas, yaitu
mempunyai benang tunggal atau bercabang-cabang yang disebut hifa. Kumpulan dari
hifa-hifa akan membentuk miselium. Jamur merupakan tumbuhan yang tidak
mempunyai klorofil sehingga bersifat heterotrof,
tipe sel-sel eukarotik. Jamur ada yang uniseluler dan multiseluler.
Tubuhnya terdiri dari benang-benang yang disebut hifa, hifa dapat membentuk
anyaman bercabang-cabang yang disebut miselium
2.3 Ciri- Ciri Jamur
Organisme yang termasuk dalam kelompok jamur ,
anggotany mempunyai cirri-ciri umum :
1. Uniseluer ( bersel satu ) atau multi seluler ( bersel banyak )
2. Aikoriotik ( mempunyai membrane inti )
3. Tidak mempunyai kloforil sehingga bersifat heterottrof.
4. Dinding selnya tersusun atas zat kiting
5. Cadangan makan tersimpan dalam bentuk milegogen dan protein
6. Pencernaanya berlangsung secara ekstra seluler.
7. Memiliki keturuna yang bersifat haploid lebih singkat
8. Reproduksi jamur uniseluler di lakukan secara aseksesual dengan membentuk spora .
1. Uniseluer ( bersel satu ) atau multi seluler ( bersel banyak )
2. Aikoriotik ( mempunyai membrane inti )
3. Tidak mempunyai kloforil sehingga bersifat heterottrof.
4. Dinding selnya tersusun atas zat kiting
5. Cadangan makan tersimpan dalam bentuk milegogen dan protein
6. Pencernaanya berlangsung secara ekstra seluler.
7. Memiliki keturuna yang bersifat haploid lebih singkat
8. Reproduksi jamur uniseluler di lakukan secara aseksesual dengan membentuk spora .
2.4 KLASIFIKASI JAMUR
1
|
MYXOMYCOTINA (Jamur
lendir)
• Myxomycotina merupakan jamur yang paling
sederhana.
•Mempunyai 2 fase hidup, yaitu:
– fase vegetatif (fase lendir) yang dapat bergerak
seperti amuba, disebut plasmodium
– fase tubuh buah
• Reproduksi : secara vegetatif dengan spora, yaitu
spora kembaran yang disebut myxoflagelata.
Contoh spesies :
|
2
|
OOMYCOTINA
• Tubuhnya terdiri atas benang/hifa tidak bersekat, bercabang-cabang dan mengandung banyak inti. • Reproduksi: – Vegetatif : yang hidup di air dengan zoospora yang hidup di darat dengan sporangium dan konidia. – Generatif : bersatunya gamet jantan dan betina membentuk oospora yang selanjutnya tumbuh menjadi individu baru.
Contoh spesies:
a. Saprolegnia sp. : hidup saprofit pada bangkai ikan, serangga darat maupun serangga air. b. Phytophora infestans: penyebab penyakit busuk pada kentang. |
3
|
ZYGOMYCOTINA
• Tubuh multiseluler. • Habitat umumnya di darat sebagai saprofit. • Hifa tidak bersekat. • Reproduksi: – Vegetatif: dengan spora. – Generatif: dengan konyugasi hifa (+) dengan hlifa (-) akan menghasilkan zigospora yang nantinya akan tumbuh menjadi individu baru.
Contoh spesies:
a. Mucor mucedo : biasa hidup di kotoran ternak dan roti. b. Rhizopus oligosporus : jamur tempe. |
4
|
ASCOMYCOTINA
• Tubuh ada yang uniseluler dan ada yang multi seluler. • Ascomycotina, multiseluler, hifanya bersekat dan berinti banyak. • Hidupnya: ada yang parasit, saprofit, ada yang bersimbiosis dengan ganggang membentuk Lichenes (Lumut kerak). • Reproduksi: – Vegetatif : pada jamur uniseluler membentuk tunas-tunas, pada yang multiseluler membentuk spora dari konidia. – Generatif: Membentuk askus yang menghasilkan askospora.
Contoh spesies:
1. Sacharomyces cerevisae (sehari-hari dikenal sebagai ragi) – berguna untuk membuat bir, roti maupun alkohol. – mampu mengubah glukosa menjadi alkohol dan CO2 dengan proses fermentasi. 2. Neurospora sitophila (jamur oncom) 3. Peniciliium noJaJum dan Penicillium chrysogenum (penghasil antibiotika penisilin) 4. Penicillium camemberti dan Penicillium roqueforti (berguna untuk mengharumkan keju) 5. Aspergillus oryzae (untuk membuat sake dan kecap) 6. Aspergillus wentii (untuk membuat kecap) 7. Aspergillus flavus (menghasilkan racun aflatoksin hidup pada biji-bijian. Flatoksin salah satu penyebab kanker hati) 8. Claviceps purpurea (hidup sebagai parasit padabakal buah Gramineae). |
5
|
BASIDIOMYCOTINA
• Ciri khasnya alat repoduksi generatifnya berupa basidium sebagain badan penghasil spora. • Kebanyakan anggota spesies berukuran makroskopik.
Contoh spesies:
1. Volvariella volvacea (jamur merang, dapat dimakan dan sudah dibudidayakan)
2. Auricularia polytricha (jamur kuping, dapat dimakan dan
sudah di budidayakan)
3. Exobasidium vexans (parasit pada pohon teh penyebab
penyakit cacar daun teh)
4. Amanita muscaria dan Amanita
phalloides (jamur beracun, habitat di daerah subtropics)
5. Ustilago maydis (jamur api, parasit pada jagung)
6. Puccinia graminis (jamur karat, parasit pada gandum |
2.5
Replikasi Jamur
Jamur dapat hidup bersimbiosis
dengan ganggang membentuk liken (lichines) dan dengan akar tumbuhan tingkat
tinggi membentuk mikkorhiza
1. Liken (lichines)
Liken merupakan organisme hasil simbiosis antara jamur sebagai berikut
a. Parmelia , hidupnya menempel pada batang pohon ,dan berwarna abu-abu
b. Grafhis hidupnya menempel pada batang pohon dan berbentuk seperti coretan garis-garis kecil
1. Liken (lichines)
Liken merupakan organisme hasil simbiosis antara jamur sebagai berikut
a. Parmelia , hidupnya menempel pada batang pohon ,dan berwarna abu-abu
b. Grafhis hidupnya menempel pada batang pohon dan berbentuk seperti coretan garis-garis kecil
2. Mikkorhiza
Mikkorhiza banyak kehidupan jamur yang di miliki hubungan simbiotik dengan akarnya tumbuhan sebagai berikut
a. Endomikorriza
Pada Endomikorriza , hifa jamur dapat menembus akar samping kebagian kortek misalnya yang terjadi pada tanaman anggrek saluran (col), dan berbagian jenis tumbuhan tingkat tinggi. Jamur pada Endomikorriza ini tidak memiliki inang dan dapat hidup sendiri tampa bersimbiosis.
b. Ektomikorriza
Pada Ektomikorriza , hifa jamur tidak sampai menembus kedalam kortek akar ,tetapi hanya sampai pada bagian epidermis akar tumbuhan.
Mikkorhiza banyak kehidupan jamur yang di miliki hubungan simbiotik dengan akarnya tumbuhan sebagai berikut
a. Endomikorriza
Pada Endomikorriza , hifa jamur dapat menembus akar samping kebagian kortek misalnya yang terjadi pada tanaman anggrek saluran (col), dan berbagian jenis tumbuhan tingkat tinggi. Jamur pada Endomikorriza ini tidak memiliki inang dan dapat hidup sendiri tampa bersimbiosis.
b. Ektomikorriza
Pada Ektomikorriza , hifa jamur tidak sampai menembus kedalam kortek akar ,tetapi hanya sampai pada bagian epidermis akar tumbuhan.
2.6 PEMANFAATAN JAMUR DALAM KEHIDUPAN
Di bidang industri makanan dan
minuman.
1). Rhizopus oryzae. Jamur ini tumbuh dan
mengaitkan butir-butir bungkil atau kedelai menjadi tempe. Rizopus dapat
mengubah amilum dalam kedelai menjadi gula dan dapat memecah protein dan lemak
yang ada di dalam sel-sel kedelai dan kacang, sehingga tempe itu mudah di
cerna oleh pencernaan kita.
2). Saccharomyces. Sering disebut khamir
atau yeast. Jenisnya banyak, antara lain Saccharomyces cerevisiae
dan Saccharomyces ovale. Keduanya dimanfatkan untuk membuat tape,
alkohol atau roti. Sedang Saccharomyces sake digunakan untuk membuat
sake (minuman khas jepang) .
Di bidang
Industri
Rhizopus nigricans, merupakan
jenis jamur yang dapat dipergunakan untuk produksi asam fumarat. Sedang
Rhizopus nodusus dapat diperguanakn untuk produksi asam laktat.
Di Bidang
Kedokteran
Penicilium notatum dan Penicillium
chrysogenum adalah jenis jamur yang menghasilkan penisilin, yaitu zat
antibiotik. Alexander Fleming adalah orang yang menemukan zat antibiotik
tersebut. Higroporus dan Lycoperdon perlatum berguna sebagai
dekomposer (pengurai).
Di Bidang Pertanian
Jamur sebagai organisme saprofit sangat penting guna
kesuburan tanah. Jamur-jamur saprofit menghancurkan kayu-kayu dan daun-dedaunan
sehingga menjadi mineral kembali.
Jenis aspergillus wentii di manfaatkan untuk
membuat kecap. Aspergillus oryzae digunakan untuk pembuatan tape. Penicillium
camemberti dan penicillium roqueforti banyak digunakan untuk
meningkatkan kulitas keju. Jenis volvariella vovalcea atau biasa disebut
dengan jamur merang dimanfaatkan untuk makanan. Jenis jamur ini banyak
mengandung lemak dan glikogen.
2.7 Cara
menginfeksi jamur
- Tinea capitis
Rambut yang terkena tampak kusam, mudah patah dan
tinggal rambut yang pendek-pendek pada daerah yang botak. Pada infeksi yang
berat dapat menyebabkan edematous dan bernanah.
Di sebabkan oleh Jamur Mycrosporum dan Trichophyton.
Jamur yang menyerang stratum corneum kulit kepala dan rambut kepala ,ditularkan lewat pemakaian sisir dan gunting rambut.
Di sebabkan oleh Jamur Mycrosporum dan Trichophyton.
Jamur yang menyerang stratum corneum kulit kepala dan rambut kepala ,ditularkan lewat pemakaian sisir dan gunting rambut.
- Maduromycosis (Madura foot)
Terjadinya massa granulomatous yang biasanya meluas ke
jaringan lunak dan tulang kaki. Gejalanya dimulai dengan adanya lesi pada tapak
kaki bagian belakang, timbul massa granulomatous dan abses yang kemudian terjadi
sinus-sinus yang mengeluarkan nanah dan granula.
Disebabkan oleh jamur Allescheris boydii, Cephalosporium falciforme, Madurella mycetomi, dan Madurella grisea.
Dapat tertular/terinfeksi apabila berjalan tanpa alas kaki pada daerah yang terinfeksi jamur tersebut.
Disebabkan oleh jamur Allescheris boydii, Cephalosporium falciforme, Madurella mycetomi, dan Madurella grisea.
Dapat tertular/terinfeksi apabila berjalan tanpa alas kaki pada daerah yang terinfeksi jamur tersebut.
- Coccidioidomycosis
Batuk dengan atau tanpa sputum yang biasanya disertai
dengan pleuritis.
Disebabkan oleh jamur Coccidioides immitis.
Dapat tertular apabila kita bernapas dan pada saat kita menghirup oksigen ,oksigen tersebut mengandung jamur
Disebabkan oleh jamur Coccidioides immitis.
Dapat tertular apabila kita bernapas dan pada saat kita menghirup oksigen ,oksigen tersebut mengandung jamur
- Sporotrichosis
Benjolan (nodul) di bawah kulit kemudian membesar,
merah, meradang, mengalami nekrosis kemudian terbentuk ulcus. Nodul yang sama
terjadi sepanjang jaringan lympha.
Di sebabkan oleh Jamur Sporotrichum schenckii.
Bersentuhan langsung manupun tidak langsung , langsung dapat berupa sentuhan langsung sedangkan tidak langsung dapat berupa menggunakan pakaian atau handuk yang sama.
Di sebabkan oleh Jamur Sporotrichum schenckii.
Bersentuhan langsung manupun tidak langsung , langsung dapat berupa sentuhan langsung sedangkan tidak langsung dapat berupa menggunakan pakaian atau handuk yang sama.
- Actinomycosis
Ditandai dengan adanya jaringan granulomatous,
bernanah disertai dengan terjadinya abses dan fistula.
Di sebabkan oleh Jamur Actinomyces bovis.
Dapat tertular apabila bersentuhan dan terkena nanah dari kulit yang mengandung jamur tersebut.
Di sebabkan oleh Jamur Actinomyces bovis.
Dapat tertular apabila bersentuhan dan terkena nanah dari kulit yang mengandung jamur tersebut.
- Otomycosis (Mryngomycosis)
Merupakan mikosis superfisial yang menyerang lubang
telinga dan kulit di sekitarnya yang menimbulkan rasa gatal dan sakit. Bila ada
infeksi sekunder akan menjadi bernanah.
Di sebabkan oleh Jamur Epidermophyton floccosum dan Trichophyton sp.
Bersentuhan dan menggaruk kulit yang terkena jamur ini.
Di sebabkan oleh Jamur Epidermophyton floccosum dan Trichophyton sp.
Bersentuhan dan menggaruk kulit yang terkena jamur ini.
- Nocardiosis
Pembengkakan jaringan yang terkena, terjadinya
lubang-lubang yang mengeluarkan nanah dan jamurnya berupa granula.
Di sebabkan oleh Jamur Nocardia asteroids.
Dapat tertular apabila bersentuhan dan terkena nanah dari kulit yang mengandung jamur tersebut.
Di sebabkan oleh Jamur Nocardia asteroids.
Dapat tertular apabila bersentuhan dan terkena nanah dari kulit yang mengandung jamur tersebut.
- Panu (Pitriyasis versikolor)
Ditandai dengan bercak yang terdapat pada kulit
disertai rasa gatal pada saat berkeringat. Bercak-bercak ini bisa berwarna
putih, coklat atau merah tergantung kepada warna kulit penderita.
Di sebabkan oleh Jamur Malassezia furfur.
Dapat terinfeksi lewat persentuhan kulit yang terinfeksi oleh jamur atau terinfeksi lewat pakaian yang terkena spora jamur.
Di sebabkan oleh Jamur Malassezia furfur.
Dapat terinfeksi lewat persentuhan kulit yang terinfeksi oleh jamur atau terinfeksi lewat pakaian yang terkena spora jamur.
- Blastomikosis
Manifestasi pulmonari, lesi pada kulit yang tidak
sembuh, lesi tulang yang seringkali tanpa rasa sakit, dan gejala yang berkaitan
dengan sistem genitouorinari (urogenital).
Disebabkan oleh cendawan dimorfik Blastomyces dermatitidis. Cendawan B.
Dermatitidis banyak ditemukan di tanah yang mengandung sisa-sisa bahan organik dan kotoran hewan. Ketika konidia (salah satu bagian tubuh) dari B. dermatitidis terhirup oleh manusia maka akan terjadi perubahan bentuk dari miselium menjadi khamir dan sistem imun manusia tidak sempat menghasilkan respon imun terhadap perubahan tersebut.
Agen penyakit akan menyebar melalui sistem limfa dan aliran darah.
Disebabkan oleh cendawan dimorfik Blastomyces dermatitidis. Cendawan B.
Dermatitidis banyak ditemukan di tanah yang mengandung sisa-sisa bahan organik dan kotoran hewan. Ketika konidia (salah satu bagian tubuh) dari B. dermatitidis terhirup oleh manusia maka akan terjadi perubahan bentuk dari miselium menjadi khamir dan sistem imun manusia tidak sempat menghasilkan respon imun terhadap perubahan tersebut.
Agen penyakit akan menyebar melalui sistem limfa dan aliran darah.
- Tinea favosa
Bintik-bintik putih pada kulit kepala kemudian
membesar membentuk kerak yang berwarna kuning kotor. Kerak ini sangat lengket
daln bila diangkat akan meninggalkan luka basah atau bernanah.
Di sebabkan oleh Jamur Trichophyton schoenleinii.
Menginfeksi kulit kepala, kulit badan yang tidak berambut dan kuku pennularannya dapat melalui penggunaan handuk atau kain orang yang terinfeksi.
Di sebabkan oleh Jamur Trichophyton schoenleinii.
Menginfeksi kulit kepala, kulit badan yang tidak berambut dan kuku pennularannya dapat melalui penggunaan handuk atau kain orang yang terinfeksi.
- Dermatophytosis (Tinea pedis, Athele foot)
Merupakan infeksi jamur superfisial yang kronis
mengenai kulit terutama kulit di sela-sela jari kaki. Dalam kondisi berat dapat
bernanah.
Di sebabkan oleh Jamur Trichophyton sp.
Menginfeksi kulit terutama kulit di sela-sela jari kaki dapat tertular apabila berjalan di tempat-tempat kotor yang berair.
Di sebabkan oleh Jamur Trichophyton sp.
Menginfeksi kulit terutama kulit di sela-sela jari kaki dapat tertular apabila berjalan di tempat-tempat kotor yang berair.
- Tinea barbae Rambut (janggut)
Yang terkene jamur ini akan mudah patah, kusam.
Sedangkan kulit (bagian leher)yang terkene virus ini akan terdapat
bintik-bintik putih.
Di sebabkan oleh Jamur Trichophyton mentagrophytes, Trichophyton violaceum, Microsporum cranis.
Dapat tertular apabila bersentuhan atau melalui alat pemotong jenggot yang telah terinfeksi
Di sebabkan oleh Jamur Trichophyton mentagrophytes, Trichophyton violaceum, Microsporum cranis.
Dapat tertular apabila bersentuhan atau melalui alat pemotong jenggot yang telah terinfeksi
- Tinea cruris
Terdapat bintik hitam pada kulit bagian paha atas.
Di sebabkan oleh Jamur Epidermophyton floccosum atau Trichophyton sp.
Infeksi mikosis superfisial yang mengenai paha bagian atas sebelah dalam. Pada kasus yang berat dapat pula mengenai kulit sekitarnya dapat tertular melalui sentuhan atau kuku saat menggaruk bagian yang terifeksi.
Di sebabkan oleh Jamur Epidermophyton floccosum atau Trichophyton sp.
Infeksi mikosis superfisial yang mengenai paha bagian atas sebelah dalam. Pada kasus yang berat dapat pula mengenai kulit sekitarnya dapat tertular melalui sentuhan atau kuku saat menggaruk bagian yang terifeksi.
- Infeksi candida
Terjadi karena faktor predisposisi.
Di sebabkan oleh Jamur Candida albicans.
Merupakan mikosis yang menyerang kulit, kuku atau organ tubuh seperti hantung dan paru-paru, selaput lendir dan juga vagina menular melalui sentuhan kulit yang terkena jamur ini.
Di sebabkan oleh Jamur Candida albicans.
Merupakan mikosis yang menyerang kulit, kuku atau organ tubuh seperti hantung dan paru-paru, selaput lendir dan juga vagina menular melalui sentuhan kulit yang terkena jamur ini.
- Tinea circinata (Tinea corporis)
Gejalanya bermula berupa papula kemerahan yang
melebar.
Di sebabkan oleh Jamur Corporis trichopyton .
Merupakan mikosis superfisial berbentuk bulat-bulat (cincin) dimana terjadinya jaringan granulamatous, pengelupasan lesi kulit disertai rasa gatal dapat terinfeksi karena kuku yang terinfeksi jamur.
Di sebabkan oleh Jamur Corporis trichopyton .
Merupakan mikosis superfisial berbentuk bulat-bulat (cincin) dimana terjadinya jaringan granulamatous, pengelupasan lesi kulit disertai rasa gatal dapat terinfeksi karena kuku yang terinfeksi jamur.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
a.
Ciri-ciri jamur :
1.
Uniseluer ( bersel satu ) atau multi
seluler ( bersel banyak )
2.
Aikoriotik ( mempunyai membrane inti )
3.
Tidak mempunyai kloforil sehingga
bersifat heterottrof dll.
b. Klasifikasi
Jamur :
1. Myxomycotina
2. Oomycotina
3. Zycomycotina
4. Ascomycotina
5. Basidiomycotina
c. Replikasi
Jamur , jamur mampu mereplikasi dengan membentuk liken ( lichines ) dan membentuk mikkoriza.
d. Pemanfaatan
Jamur :
1. Industri
makanan dan minuman ( pembuatan tempa dan sake )
2. Industri
( produksi asam laktat fumarat )
3. Kedokteran
( antibiotika )
4. Pertanian
( pemanfaatan untuk bahan pangan )
DAFTAR PUSTAKA
Aqsha.2013.”Laporan
Brhyophyta”.http:aqshabiogger2010.blogspot.com201202
laporan-praktikum-brhyophyta.html-.html.(4 Juni 2013).
Echa.2013.”Laporan
Mikrobiologi”.http:echa-resaindah.blogspot.com201211
Laporan-mikrobiologi.htm.(4 Juni
2013).
Ita.2013.”Laporan
Mikrobiologi”.http:itatrie.blogspot.com201210 laporan-
mikrobiologi-pengamatan--jamur.html.(4 Juni 2013).
Medhy.2013.”Pengamatan
Morfologi”.http:medhythedoctor.blogspot.com
201302laporan-pengamatan-morfologi-jamur.html.(4 Juni 2013).
Yamin.2013.”Laporan
Mikrobiologi”.httpyaminanggri.blogspot.com201304
laporan-praktikum-mikrobiologi-umum_23.html.(4 Juni 2013).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar