Selasa, 08 Maret 2016

Makalah Kimia Analisis Nitrimetri (Diazotasi) / Yayuk Winarsih



MAKALAH
“NITRIMETRI (DIAZOTASI)”
Dosen Pembimbing : Arif Santoso, S.Farm.,Apt
                          












Oleh :
1.      Anggiati Ambarsari                    (1314206005)
2.      Heni Setyowati                          (1314206021)
3.      Paulus Tede Bethan                   (1314206035)
4.      Yayuk Winarsih                         (1314206038)

PROGRAM STUDI S1 FARMASI
STIKES KARYA PUTRA BANGSA
TULUNGAGUNG
2015


KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT, berkat ridho-Nya kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Nitrimetri (Diazotasi)”.
Dalam menyusun makalah ini, terdapat hambatan yang penulis alami, namun berkat dukungan, dorongan dan semangat sehingga penulis mampu menyelesaikan makalah ini. Oleh karena itu penulis tidak lupa pada kesempatan ini mengaturkan terima kasih kepada Bapak Arif Santoso, S.Farm.,Apt selaku dosen pembimbing.
Kami  menyadari bahwa terdapat banyak kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca.
Semoga makalah “Nitrimetri (Diazotasi)” ini bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan penulis pada khususnya.







Tulungagung, 19 November 2015



                                                                                   Penulis







DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL........................................................................................................... i
KATA PENGANTAR........................................................................................................ ii
DAFTAR ISI........................................................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ...................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................. 2
1.3 Tujuan .................................................................................................................... 2
1.4 Manfaat ................................................................................................................. 3
BAB II ISI
2.1 Teori Reaksi Nitrimetri atau Diazotasi ..................................................................
2.2 Jenis-jenis Reaksi ...................................................................................................
2.2 Prinsip Reaksi Nitrimetri .......................................................................................
2.3 Indikator Nitrimetri atau Diazotasi........................................................................
2.4 Aplikasi Analisis Nitrimetri atau Diazotazi dalam Analisis Obat..........................
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan.............................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................












BAB I
PENDAHULUAN
1.1  LATAR BELAKANG
Seorang farmasis dituntun untuk menguasasi berbagai metode yang digunakan untuk menetapkan kadar  maupun pembakuan suatu bahan atau menganalisis senyawa obat salah satunya adalah dengan titrasi nitrimetri yang termasuk kedalam titrasi volumetric. Nitrimetri umumnya digunakan sebagai penentuan sebagian besar obat sulfonamida dan obat-obat lain sesui penggunaannya.
            Nitritometri merupakan penetapan kadar secara kuantitatif dengan menggunakan larutan baku natrium nitrit..Nitritometri disebut juga dengan metode titrasi diazotasi. Senyawa-senyawa yang dapat ditentukan kadarnya dengan metode nitritometri diantaranya adalah penisilin dan sulfamerazin. Penetapan kadar senyawa ini dilakukan untuk mengetahui kemurnian zat tersebut dalam satu sample.
            Reaksi diazotasi telah digunakan secara umum untuk penetapan gugusan amino aromatis dalam industri zat warna dan dapat dipakai untuk penetapan sulfanilamida dan semua senyawa-senyawa yang mengandung gugus amino aromatis.
            Tujuan titrasi Nitrimetri adalah untuk Memperoleh molaritas larutan baku serta menetapkan kadar zat dalam sampel secara nitrimetri.-
Titrasi diazotasi berdasarkan pada pembentukan garam diazonium dari gugus amin  aromatis bebas yang direaksikan dengan asam nitrit, dimana asam nitrit ini diperoleh dengan cara mereaksikan natrium nitrit dengan suatu asam

1.2  RUMUSAN MASALAH
1.    Bagaimana teori reaksi titrasi nitrimetri (diazotasi)?
2.    Apa jenis-jenis reaksi titrasi nitrimetri (diazotasi)?
3.    Bagaimana prinsip reaksi titrasi nitrimetri (diazotasi)?
4.    Apa saja indikator titrasi nitrimetri (diazotasi)?
5.    Bagaimana aplikasi analisis nitrimetri atau diazotazi dalam analisis obat?



1.3  TUJUAN
1.    Untuk mengetahui teori reaksi titrasi nitrimetri (diazotasi).
2.    Untuk mengetahui jenis-jenis reaksi titrasi nitrimetri (diazotasi).
3.    Untuk mengetahui prinsip reaksi titrasi nitrimetri (diazotasi).
4.    Untuk mengetahui indikator titrasi nitrimetri (diazotasi).
5.    Untuk mengetahui aplikasi analisis nitrimetri atau diazotazi dalam analisis obat.

1.4  MANFAAT
1.      Mengetahui teori reaksi titrasi nitrimetri (diazotasi).
2.      Mengetahui jenis-jenis reaksi titrasi nitrimetri (diazotasi).
3.      Mengetahui prinsip reaksi titrasi nitrimetri (diazotasi).
4.      Mengetahui indikator titrasi nitrimetri (diazotasi).
5.      Mengetahui aplikasi analisis nitrimetri atau diazotazi dalam analisis obat.


















BAB II
ISI
2.1 Teori Reaksi Nitrimetri (Diazotasi)
Nitrimetri merupakan penetapan kadar secara kuantitatif dengan menggunakan larutan baku natrium nitrit. Penetapan kadar senyawa ini dilakukan untuk mengetahui kemurnian zat tersebut dalam satu sample.
Zat yang dapat dititrasi dengan nitrimetri adalah zat yang mengandung gugus –NH(amin) aromatis primer atau zat lain yang dapat dihidrolisis/direduksi menjadi amin aromatis primer (Setyawati et al, 2010).
Metode titrasi Nitrimetri merupakan metode penetapan kadar secara kuantitatif dengan menggunakan larutan baku Natrium Nitrit. Metode ini didasarkan pada reaksi diazotasi yakni reaksi antara amina aromatik primer dengan asam nitrit dalam suasana asam membentuk garam diazonium. Dalam Nitrimetri, berat ekivalen suatu senyawa sama dengan berat molekulnya karena 1 mol senyawa bereaksi dengan 1 mol asam nitrit dan menghasilkan 1 mol garam diazonium. Dengan alasan ini pula, untuk nitrimetri, konsentrasi larutan baku sering dinyatakan dengan molaritas (M) karena molaritasnya sama dengan normalitasnya. ( Rohman, 2007 ).
Metode titrasi nitrimetri disebut juga dengan diazotasi yakni metode penetapan kadar secara kuantitatif dengan menggunakan larutan baku natrium nitrit. Metode ini didasarkan pada reaksi diazotasi yakni reaksi antara amina aromatic primer dengan asam nitrit dalam suasana asam membentuk garam diazonium (Gandjar,2007).

Gambar : Reaksi diazotasi antara sulfanilamide (mengandung gugus amino aromatis primer) dengan asam nitrit
Dalam nitrimetri, berat ekivalen suatu senyawa sama dengan berat molekulnya karena 1 mol senyawa bereaksi dengan 1 mol asam nitrit dan menghasilkan 1 mol garam diazonium. Dengan alas an ini pula, untuk nitrimetri, konsentrasi larutan baku sering dinyatakan dengan molaritas (M) karena molaritasnya sama dengan normalitasnya (Gandjar,2007)
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam nitrimetri adalah (Wunas, J, 1986) :
a.       Suhu
          Pada saat melakukan titrasi, suhu harus antara 5-150C. walaupun sebenarnya pembentukan garam diazonium berlangsung pada suhu yang lebih rendah yaitu 0-50C. pada temperature 5-150C digunakan KBr sebagai stabilisator. Titrasi tidak dapat dilakukan dalam suhu tinggi karena:
·      HNO2 yang terbentuk akan menguap pada suhu tinggi.
·      Garam diazonium yang terbentuk akan terurai menjadi fenol.
b.       Keasaman
       Titrasi ini berlangsung pada PH + 2, hal ini dibutuhkan untuk :
·      Mengubah NaNO2 menjadi HNO2-
·      Pembentukan garam diazonium.
c.       Kecepatan reaksi
          Reaksi diazotasi berlangsung lambat sekali, sehingga agar reaksi sempurna maka titrasi harus dilakukan perlahan-lahan dan dengan pengocokan yang kuat. Frekuensi tetesan pada awal titrasi kira-kira 1 ml/menit, lalu menjelang titik-titik akhir menjadi 2 tetes/menit.

2.2 Jenis-jenis Reaksi Nitrimetri (Diazotasi)
Jenis reaksi yang terjadi pada titrimetri ini dapat dibagi menjadi 2 bagian yaitu :
  1. Reaksi yang tidak mengalami perubahan bilangan oksidasi atau reaksi yang tidak terjadi transfer/perpindahan elektron;
  2. Reaksi yang mengalami perubahan bilangan oksidasi atau reaksi yang terjadi transfer/ perpindahan elektron.


2.3 Prinsip Reaksi Nitrimetri (Diazotasi)
Prinsip Titrasi nitrimetri adalah reaksi diazotasi, :
  1. Pembentukan garam diazonium dari gugus amin aromatic primer (amin aromatic sekuder dan gugus nitro aromatik)
  2. Pembentukan senyawa nitrosamine dari amin alifatik sekunder
  3. Pembentukan senyawa azi dari gugus hidrazida dan
  4. Pemasukan gugus nitro yang jarang terjadi karena sulitnya nitrasi dengan menggunakan asam nitrit dalam suasana asam.

2.4 Indikator Nitrimetri atau Diazotasi
Pada titrasi diazotasi, penentuan titik akhir titrasi dapat menggunakan indicator luar, indicator dalam dan ecara potensiometri (Gandjar,2007) :
a)        Indicator Luar
Indicator luar yang digunakan adalah pasta kanji-iodida atau dapat pula menggunakan kertas kanji-iodida. Ketika larutan digoreskan pada pasta atau kertas, adanya kelebihan asam nitrit akan mengoksidasi iodide menjadi iodium dan dengan adanya kanji atau amilum akan menghasilkan warna biru segera. Indicator kanji-iodida ini peka terhadap kelebihan 0.05-0.10 ml natrium nitrit dalam 200 ml larutan. Reaksi yang terjadi sebagai berikut :
NaNO2   +   HCl   à   HNO2   NaCl
KI   +   HCl   à   KCl   +   HI
2 HI   +   2 HONO   à   I2   +   2 NO   2 H2O
I2   +   Kanji   à   Kanji Iod (biru)
Titik akhir titrasi tercapai apabila pada penggoresan larutan yang dititrasi pada pasta kanji-iodida atau kertas kanji-iodida akan terbentuk warna biru segera sebab warna biru juga terbentuk beberapa saat setelah dibiarkan di udara. Hal ini disebabkan karena oksidasi iodide oleh udara (O2) menurut reaksi :
4 KI   +    4 HCl   +   O2   à   2 H2O   +   2 I2   +   4KCl
I2   +   kanji   à kanji iod (biru)
Untuk meyakinkan apakah benar-benar sudah terjadi titik akhir titrasi, maka pengujian seperti diatas dilakukan lagi setelah 2 menit.
Kelebihan :
1.      Untuk beberapa zat lebih tepat dipakai karena perubahan warna lebih jelas
Kekurangan :
1.       Larutan yang akan dititer harus didinginkan
2.       Terlalu sering menotol menyebabkan adanya kemungkinan zat terbuang
3.       Titrasi harus dilakukan pada suhu dibawah 15oC
b)        Indikator Dalam
Indicator dalam terdiri atas campuran tropeolin OO dan metilen biru. Tropeolin OO merupakan indicator asam basa dan berwarna kuning bila dioksidasi oleh adanya kelebihan asam nitrit, sedangkan metilen biru sebagai pengkontras warna sehingga pada titik akhir titrasi akan terjadi perubahan dari ungu menjadi biru sampai hijau tergantung senyawa yang dititrasi.
Kelebihan :
1.    Cara kerja cepat dan praktis
2.    Dapat dilakukan pada suhu kamar
Kekurangan :
1.     Penggunaan terbatas hanya untuk beberapa zat saja, untuk beberapa zat  lainnyaperubahannya tidak jelas
Pemakaian kedua indicator ini ternyata memiliki kekurangan. Pada indicator luar harus diketahui dahulu perkiraan jumlah titran yang diperlukan, sebab kalau tidak diketahui perkiraan jumlah titran yang diperlukan, maka akan sering melakukan pengujian apakah sudah tercapai titik akhir titrasi atau belum. Disamping itu, kalau sering melakukan pengujian, dikhawatirkan akan banyak larutan yang dititrasi (sampel) yang hilang pada saat pengujiantitik akhir. Sementara itu pada pemakaian indicator dalam, walaupun pelaksanaanya mudah tetapi seringkali untuk senyawa yang berbeda akan memberikan warna yang berbeda. Untuk mengatasi hal ini, maka digunakan metode pengamatan titik akhir secara potensiometri.
c)         Metode Potensiometri
Metode yang baik untuk penetapan titik akhir titrasi nitrimetri adalah metode potensiometri dengan menggunakan elektode kolomel-platina yang dicelupkan ke dalam titrat. Pada saat titik akhir titrasi (adanya kelebihan asam nitrit), akan terjadi depolarisasi electrode sehingga akan terjadi perubahan arus yang sangat tajam sekitar +0.80 Volt sampai +0.90 Volt. Metode ini sangat cocok untuk sampel dalam bentuk sediaan sirup yang berwarna.
Gambar : Elektode Kolomel-Platina

2.5 Aplikasi Analisis Nitrimetri atau Diazotazi dalam Analisis Obat
Titrasi diazotasi ini sangat sederhana dan sangat berguna untuk menetapkan kadar senyawa-senyawa antibiotic sulfonamide dan juga senyawa-senyawa anestetika local golongan asam amino benzoate (Gandjar,2007).

Titarsi diazotasi dapat digunakan untuk  (Gandjar,2007) :
a)    Penetapan kadar senyawa-senyawa yang mempunyai gugus amina aromatis primer bebas seperti sulfamilamid.
b)   Penetapan kadar senyawa-senyawa yang mana gugus amin aromatic terikat dengan gugus lain seperti suksinil sulfatiazol, ftalin sulfatiazol dan paracetamol.
Pada penetapan kadar senyawa yang mempunyai gugus aromatik yang terikat dengan gugus lain seperti suksinil sulfatiazol harus dihidrolisis terlebih dahulu sehingga diperoleh gugus amin aromatis bebas untuk selanjutnya bereaksi dengan natrium nitrit dalam suasana asam membentuk garam diazonium.
c)    Senyawa-senyawa yang mempunyai gugus nitro aromatis seperti kloramfenikol.
Senyawa-senyawa nitro aromatis dapat ditetapkan kadarnya secara nitrimetri setelah direduksi terlebih dahulu untuk menghasilkan senyawa amin aromatis primer.
Kloramfenikol yang mempunyai gugus nitro aromatis direduksi terlebih dahulu dengan Zn / HCl unntuk menghasilkan senyawa amin aromatis primer yang bebas yang selanjutnya bereaksi dengan asam nitrit untuk membentuk garam diazonium.
Dalam farmakope indonesia, titrasi diazotasi digunakan untuk menetapkan kadar adalah benzokain; primakuin fosfat dan sediaan tabletnya; prokain HCl; sulfasetamid; sulfametazin; sufadoksin; sulfametoksazol; tetrakain; dan tetakain HCl (Gandjar,2007).
.
























BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
     Metode titrasi Nitrimetri merupakan metode penetapan kadar secara kuantitatif dengan menggunakan larutan baku Natrium Nitrit. Metode ini didasarkan pada reaksi diazotasi yakni reaksi antara amina aromatik primer dengan asam nitrit dalam suasana asam membentuk garam diazonium.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam reaksi diazotasi antara lain adalah suhu, keasaman dan kecepatan reaksi.
Prinsip Titrasi nitrimetri adalah reaksi diazotasi antara lain, pembentukan garam diazonium dari gugus amin aromatic primer (amin aromatic sekuder dan gugus nitro aromatik), pembentukan senyawa nitrosamine dari amin alifatik sekunder, pembentukan senyawa azi dari gugus hidrazida dan pemasukan gugus nitro yang jarang terjadi karena sulitnya nitrasi dengan menggunakan asam nitrit dalam suasana asam.
Indicator yang digunakan dalam titrasi diazotasi antara lain dapat menggunakan indicator luar, indicator dalam dan menggunakan potensiometri.
Aplikasi dari titrasi nitimetri (diazotasi) antara lain digunakan untuk menetapkan kadar senyawa-senyawa antibiotic sulfonamide dan juga senyawa-senyawa anestetika local golongan asam amino benzoate. Selain itu, digunakan untuk menetapkan kadar adalah benzokain; primakuin fosfat dan sediaan tabletnya; prokain HCl; sulfasetamid; sulfametazin; sufadoksin; sulfametoksazol; tetrakain; dan tetakain HCl








DAFTAR PUSTAKA

Dirjen POM. 1979.”Farmakope Indonesia Edisi III.Jakarta”:Departemen Kesehatan RI
Gholib Ganjar, Ibnu dan Rohman, Abdul.2009.Kimia Farmasi Analisis.Pustaka Pelajar:
Yogyakarta
Rohman, Abdul. 2007.Kimia Farmasi Analisis. Pustaka Pelajar: Yogyakarta
Wunas, J., Said,.S.(1986).“Analisa Kimia Farmasi Kuantitatif”.UNHAS,Makassar

Tidak ada komentar:

Posting Komentar