MAKALAH FARMAKOGNOSI
GLIKOSIDA
Disusun Oleh Kelompok 9 :
1.
Arum Fajarwati (1413206007)
2.
Noberto Dianrade Nipu (1413206032)
3.
Trikurnia Astutik (1413206037)
4.
Zaidatun Ni’mah (1413206040)
PROGRAM STUDI S1 FARMASI
STIKES KARYA PUTRA BANGSA
TULUNGAGUNG
TAHUN AJARAN 2015
KATA PENGANTAR
Puji
syukur kehadirat ALLAH SWT karena dengan
izinya kita masih di beri kesempatan dalam menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “Glikosida”. Dan tak
lupa pula penulis haturkan shalawat dan salam atas junjungan Rasululloh
Muhammad SAW beserta keluarga,sahabat serta para pengikutnya sampai akhir
zaman.
Adapun
maksud penyusunan makalah ini untuk memenuhi tugas mata kuliah farmakognosi. Penyusun
telah berusaha semaksimal mungkin dalam penyusun makalah ini dengan memberikan
gambaran secara deskriptif agar mudah di pahami.
Namun
penyusun menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan ,maka dari
itu penyusun memohon saran dan arahan yang sifatnya membangun guna kesempurnaan
makalah ini,di masa akan datang dan
penyusun berharap makalah ini bermanfaat bagi semua pihak.
Tulungagung
,17 Oktober 2015
Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN
JUDUL.......................................................................................................... i
KATA
PENGANTAR........................................................................................................ ii
DAFTAR
ISI...................................................................................................................... iii
BAB
I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.............................................................................................................. 1
1.2 Tujuan............................................................................................................................ 2
1.3
Manfaat......................................................................................................................... 2
BAB
II ISI
2.1 Definisi Glikosida......................................................................................................... 3
2.2 Glikosida Berkhasiat Obat dan Tanaman Penghasilnya............................................... 4
2.3 Glikosida Lakton.......................................................................................................... 5
2.4 Glikosida Alkohol........................................................................................................ 6
2.5 Glikosida Fenol............................................................................................................ 7
2.6
Glikosida Aldehid........................................................................................................ 9
BAB
III PENUTUP
3.1
Kesimpulan.................................................................................................................... 10
3.2
Saran.............................................................................................................................. 10
DAFTAR
PUSTAKA......................................................................................................... 11
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Tanaman
merupakan hal yang sangat penting bagi kehidupan ekosistem. Dilihat dari
hasilnya, tanaman atau tumbuhan merupakan sumber kebutuhan kita baik sandang,
pangan maupun papan. Kita dapat makan yang merupakan sumber energi karena ada
tanaman. Kita dapat bernafas dengan baik dengan menghirup oksigen karena ada
yang merupakan hasil reaksi fotosintesis karena ada tanaman. Kita juga dapat
meminum air bersih dikarenakan jasa tumbuhan yang menyimpan cadangan air
melalui akar-akarnya yang itu semua merupakan hasil aktifitas menanam.
Ilmu farmakognosi
menguraikan tentang pemeriksaan simplisia nabati dan identifikasi tumbuhan obat
berdasarkan kandungan kimianya, bentuk dan simplisianya, baik makroskopik
maupun mikroskopiknya. Farmakognosi adalah ilmu yang mempelajari pengetahuan dan
pengenalan obat yang berasal dari tanaman dan zat-zat aktif lainnya, termasuk
yang berasal dari dunia mineral dan hewan. Saat ini, peranan ilmu farmakognosi
sangat banyak diperlukan terutama dalam sintesis obat.
Tidak semua tanaman dapat dijadikan
sebagai bahan obat. Tanaman-tanaman yang dijadikan obat tentu saja adalah
tanaman yang memiliki kandungan atau zat-zat yang dapat bermanfaat bagi
kesehatan dan kesembuhan tubuh.
Salah
satu zat aktif yang banyak ditemukan di alam dan juga di tumbuhan adalah
glikosida. Glikosida adalah zat aktif yang termasuk dalam kelompok metabolit
sekunder. Dalam dunia industri senyawa glikosida yang sering dipakai memiliki
aglikon berupa flavonoid atau steroid. Selain itu senyawa glikosida biasa
dipakai untuk menyimpan senyawa aktif agar tidak bereaksi sehingga tidak rusak
sebelum dipakai. Secara umum, arti penting glikosida bagi manusia adalah untuk
sarana pengobatan dalam arti luas yang beberapa diantaranya adalah sebagai obat
jantung, pencahar, pengiritasi lokal, analgetikum dan penurunan tegangan
permukaan. Oleh karena itu disusun makalah ini untuk mengetahui definisi, sifat
dan pembagian glikosida serta glikosida yang berkhasiat sebagai obat dan
tanaman penghasilnya.
1.2 Tujuan
1.
Mengetahui definisi, sifat dan
pembagian glikosida
2.
Mengetahui glikosida yang
berkhasiat obat dan tanaman penghasilnya.
1.3 Manfaat
1.
Untuk mengetahui definisi, sifat
dan pembagian glikosida
2.
Untuk mengetahui glikosida yang
berkhasiat obat dan tanaman penghasilnya
BAB II
ISI
2.1
Definisi glikosida
2.1.1 Definisi Glikosida
Menurut
Kamus Farmakologi, Glikosida adalah senyawa asal gula dengan zat lain yang
dapat terhidrolisis menjadi penyusunnya.
Menurut
Michael Henrich dkk (2010), glikosida adalah istilah generik untuk bahan alam
yang secara kimia berikatan dengan gula. Oleh karena itu glikosida terdiri atas
dua bagian, gula dan aglikon.
Menurut
Midian Sirait (2007) glikosida adalah suatu senyawa, bila dihidrolisis akan
terurai menjadi gula (glikon ) dan senyawa lain (aglikon atau genin). Glikosida
yang gulanya berupa glukosa disebut glukosida.
Gula
pada umumnya berupa glukosa, fruktosa, laktosa, galaktosa, dan manosa, tetapi
dapat juga berupa gula khusus seperti sarmentosa (sarmentosimarin), oleandrosa
(oleandrin), simarosa (simarin), dan rutinosa (rutin). Aglukosa (genin) adalah
senyawa yang mempunyai gugus OH dalam bentuk alkoholis dan fenolis (Midian
Sirait, 2007).
2.2.1
Sifat dan pembagian Glikosida
A.
Sifat glikosida
1. Mudah larut dalam air, yang bersifat
netral
2. Dalam keadaan murni; berbentuk
kristal tak berwarna, pahit
3. Larut dalam alkali encer
4. Mudah terurai dalam keadaan lembab,
dan lingkungan asam
B. Pembagian glikosida
a.
Pembagian glikosida menurut glikonnya
Glikon
pada senyawa glikosida ini merupakan suatu karbohidrat baik berupa monosakarida
maupun karbohidrat jenis lainya. Penamaan glikosida yang berdasarkan glikonnya
biasanya hampir sama dengan na glikonya seperti glukosa menjadi glukosida,
fruktosa menjadi fruktosida.
b. Pembagian glikosida menurut aglikonnya:
1. Glikosida saponin
2. Glikosida sterol kardioaktif
3. Glikosida antrakinon
4. Glikosida sianofor
5. Glikosida thisianat
6. Glikosida flavonol
7. Glikosida alkohol
8. Glikosida aldehid
9. Glikosida lakton
10. Glikosida fenol
2.2 Glikosida Berkhasiat
Obat dan Tanaman Penghasilnya
Glikosida yang berkhasiat obat dapat digolongkan
menjadi: Karidioaktif(glikosida jantung), antrakinon, saponin, sianofor,
tiosianat, flavonol, alcohol, aldehid, lakton, fenol, dan lainnya (Midian
Sirait, 2007).
2.3 Glikosida
Lakton
Lakton merupakan ester yang siklik. Glikosida lakton
mengandung suatu lakton yang mengikat glikon.
Salah satu contoh senyawa lakton di alam adalalah kumarin. Walaupun demikian, glikosida yang mengandung
kumarin sangat jarang di alam. Sebagai
contoh glikosida derivat hidroksi kumarin ditemukan dalam tanaman adalah
scopolamin dalam Belladonna, limettin dalam pohon citrus, serta skimmin dalam
Japanese Star Anise (adas bintang Jepang).
Kumarin, dahulu digunakan
dalam farmasi sebagai bahan aroma, dan beberapa derivat kumarin masih digunakan
karena sifat antikoagulannya. Khasiat
antispasmodik juga diperoleh dari kulit Viburnum
prunifolium Linne (Blackhow) dan Viburnum
opulus Linne, yang berkasiat adalah skopoletin
(6-metoksi-7-hidroksikumarin). Sediaan
dari obat tanaman ini sebagai uterin sedatif. Kumarin merupakan senyawa yang
tersebar di berbagai tanaman, berasa pahit, aromatik, dan membakar. Khasiat
lain dari tanaman ini adalah antikoagulan darah (menghambat proses penjendalan)
sehingga dapat digunakan sebagai abortivum.
Gambar tanaman Belladona yang didalamnya terdapat senyawa kumarin
Metode
yang digunakan dalam penarikan senyawa kumarin adalah ekstrasi soxlet dengan
pelarut metanol.
2.4
Glikosida Alkohol
Glikosida
alkohol adalah glikosida yang aglikonnya memiliki gugus hidroksi. Senyawa yang
termasuk glikosida alcohol adalah salisin. Glikosida ini mempunyai aglikon
gugusan –OH alcohol. Terdapat pada simplisia Salix purpurea, Salix fragilis. Kegunaan : anti inflamasi,
atipiretik, anti rheumatik, anti periodik.
Gambar tanaman Salix purpurea dan Salix
fragilis
Metode
yang di gunakan dlam pengambilan senyawa salisin adalah extraksi. Metode
identifikasi dengan menggunakan kromatografi kertas dengan pengembang campuran
dari butanol, xylem, asam asetat, air.
2.5
Glikosida Fenolik
Fenolik
merupakan senyawa yang banyak ditemukan pada tumbuhan. Fenolik memiliki cincin
aromatik dengan satu atau lebih gugus hidroksil (OH-) dan gugus –
gugus lain penyertanya. Senyawa ini diberi nama berdasarkan senyawa induknya,
fenol. Senyawa fenol kebanyakan memiliki gugus hidroksi lebih dari satu
sehingga disebut polifenol. Fenol biasanya dikelompokkan berdasarkan jumlah
atom karbon pada kerangka penyusunnya.
Kelompok terbesar dari senyawa
fenolik adalah flavonoid, yang merupakan senyawa yang secara umum dapat
ditemukan pada semua jenis tumbuhan. Biasanya satu jenis tumbuhan mengandung
beberapa macam flavonoid dan hampir setiap jenis tumbuhan memiliki profil
flavonoid yang khas. Kerangka penyusun flavonoid adalah C6-C3-C6. Inti
flavonoid biasanya berikatan dengan guugusan gula sehingga membentuk glikosida
yang larut dalam air.
Pada tumbuhan, flavonoid biasanya disimpan dalam vakuola
sel. Secara umum, flavonoid dikelompokkan lagi menjadi kelompok yang lebih
kecil (sub kelompok), yaitu:
1.
Flavon, contoh: luteolin,
2.
Flavanon, contoh: naringenin,
3.
Flavonol, contoh: kaempferol,
4.
Antosianin dan
5.
Calkon.
Beberapa jenis flavon, flavanon dan flavonol menyerap
cahaya tampak, sehingga membuat bunga dan bagian tumbuhan yang lain berwarna
kuning atau krem terang. Sedangkan jenis-jenis yang tidak berwarna merupakan
zat penolak makan bagi serangga (contoh: katecin) ataupun merupakan racun
(contoh: rotenon). Rutin, yang merupakan glikosida flavonol yang tersebar di
hampir semua jenis tumbuhan, juga merupakan zat penolak makan yang kuat bagi
serangga polifagus, seperti Schistocerca americana. Sementara itu paseolin,
dilaporkan merupakan glikosida flavonol yang paling efektifsebagai zat penolak
makan bagi serangga. Pada sel tumbuhan, tanin selalu berikatan dengan protein
sehingga disebut merupakan zat yang menurunkan nilai nutrisi dari jaringan
tumbuhan bagi pemakannya.
Glikosida fenolik adalah glikosida
yang aglikonnya berupa senyawa fenol. Yang termasuk gikosida ini adalah arbutin
dan metil arbutin. Terdapat pada daun Arctostaphylos
uvaursi, berfungsi sebagai diuretik dan antiseptik saluran kemih.
Gambar
daun Arctostaphylos uvaursi
Metode
yang cocok untuk penarikan zat aktif arbutin dan metil arbutin adalah metode
maserasi. Metode maserasi adalah metode yang digunakan untuk penyarian
simplisia yang mengandung zat aktif yang mudah larut dalam cairan penyari.
Sehingga zat – zat yang mudah larut akan melarut (Ansel, 1889). Glikosida
fenolik larut dalam etanol, aseton, dan metanol.
2.6
Glikosida Aldehida
Glikosida
aldehida adalah glikosida yang mempunyai aglikon susunan aldehid. Contohnya,
Vanilin dan Salinigrin. Vanillin adalah glikosida yang diperoleh dari Vanilla planifolia atau dibuat secara
sintetik dari sumber lainnya seperti koniferin, eugenol dan lignin. Kegunaan
vanillin adalah sebagai bahan pencita rasa, penutup rasa, antimikroba dan
antioksidan. Sedangkan Salinigrin merupakan gabungan antara hidroksi
benzaldehid yang diperoleh dari Salix
discolor yang diikat oleh m-hidroksibenzaldehida sehingga merupakan
glikosida yang aglikonnya suatu aldehida.
Gambar
tanaman Vanilla planifolia
Metode yang cocok untuk penarikan zat
aktif vanillin pada buah Vanilla
planifolia adalah metode ekstraksi dengan menggunakan pelarut etanol.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Glikosida
adalah senyawa asal gula dengan zat lain yang dapat terhidrolisis menjadi penyusunnya.
Sifat glikosida yaitu mudah larut dalam air. Glikosida yang berkhasiat obat dapat digolongkan
menjadi: Karidioaktif (glikosida jantung), antrakinon, saponin, sianofor,
tiosianat, flavonol, alcohol, aldehid, lakton, fenol.
Glikosida lakton terdapat senyawa kumarin yang
terdapat pada tumbuhan Belladona, glikosida
fenolik terdapat senyawa arbutin dan metil
arbutin yang terdapat daun Arctostaphylos
uvaursi, berfungsi sebagai diuretik dan antiseptik saluran kemi , glikosida alkohol terdapat senyawa salicin pada simplisia
Salix purpurea, Salix fragilis. Kegunaan
: anti inflamasi, atipiretik, anti rheumatik, anti periodik., glikosida aldehid
contohya Vanilin dan Salinigrin terdapat
pada tanaman Vanilla planifolia. Kegunaan
vanillin adalah sebagai bahan pencita rasa, penutup rasa, antimikroba dan
antioksidan.
3.2
Saran
Sebaiknya perlu
dilakukan pendalaman pengetahuan mengenai glikosida dan contoh simplisia yang
mengandung glikosida karena pengetahuan ini dapat sangat berguna terutama bagi
mahasiswa farmasi dalam bidang mencakup pembuatan berbagai macam sedian obat.
DAFTAR PUSTAKA
Awalin
Shintya D., dan Saskia Sinta N., 2011. Kamus
Farmakologi. Jakarta : Trans Info Media
Lakitan,
Benyamin. 2007. Dasar-Dasar Fisiologi Tumbuhan. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada.
Heinrich
Michael dkk., 2010. Farmakognosi dan
Fitoterapi. Jakarta : EGC
Gunawan, Didik.
2004. Ilmu Obat Alam (Farmakognosi) Jilid 1. Penebar
Swadaya. Jakarta.
Poedjiadi,
Anna. 1994. Dasar-Dasar Biokimia. UI-Press. Jakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar