Rabu, 09 Maret 2016

makalah farmakognosi glikosida // Yayuk Winarsih



MAKALAH FARMAKOGNOSI
GLIKOSIDA
Description: C:\Users\User\Pictures\photo.jpg






Disusun Oleh Kelompok 9 :
1.      Arum Fajarwati                                (1413206007)
2.      Noberto Dianrade Nipu                   (1413206032)
3.      Trikurnia Astutik                              (1413206037)
4.      Zaidatun Ni’mah                               (1413206040)




PROGRAM STUDI S1 FARMASI
STIKES KARYA PUTRA BANGSA
TULUNGAGUNG
TAHUN AJARAN 2015
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat  ALLAH SWT karena dengan izinya kita masih di beri kesempatan dalam menyelesaikan penyusunan  makalah yang berjudul “Glikosida”. Dan tak lupa pula penulis haturkan shalawat dan salam atas junjungan Rasululloh Muhammad SAW beserta keluarga,sahabat serta para pengikutnya sampai akhir zaman.
Adapun maksud penyusunan makalah ini untuk memenuhi tugas mata kuliah farmakognosi. Penyusun telah berusaha semaksimal mungkin dalam penyusun makalah ini dengan memberikan gambaran secara deskriptif agar mudah di pahami.
Namun penyusun menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan ,maka dari itu penyusun memohon saran dan arahan yang sifatnya membangun guna kesempurnaan makalah ini,di masa  akan datang dan penyusun berharap makalah ini bermanfaat bagi semua pihak.


Tulungagung ,17 Oktober 2015


Penyusun
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.......................................................................................................... i
KATA PENGANTAR........................................................................................................ ii
DAFTAR ISI...................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang.............................................................................................................. 1
1.2  Tujuan............................................................................................................................ 2
1.3  Manfaat......................................................................................................................... 2
BAB II ISI
2.1    Definisi Glikosida......................................................................................................... 3
2.2    Glikosida Berkhasiat Obat dan Tanaman Penghasilnya............................................... 4
2.3    Glikosida Lakton.......................................................................................................... 5
2.4    Glikosida Alkohol........................................................................................................ 6
2.5    Glikosida Fenol............................................................................................................ 7
2.6    Glikosida Aldehid........................................................................................................ 9
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan.................................................................................................................... 10
3.2 Saran.............................................................................................................................. 10
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................... 11


BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar belakang
            Tanaman merupakan hal yang sangat penting bagi kehidupan ekosistem. Dilihat dari hasilnya, tanaman atau tumbuhan merupakan sumber kebutuhan kita baik sandang, pangan maupun papan. Kita dapat makan yang merupakan sumber energi karena ada tanaman. Kita dapat bernafas dengan baik dengan menghirup oksigen karena ada yang merupakan hasil reaksi fotosintesis karena ada tanaman. Kita juga dapat meminum air bersih dikarenakan jasa tumbuhan yang menyimpan cadangan air melalui akar-akarnya yang itu semua merupakan hasil aktifitas menanam.
Ilmu farmakognosi menguraikan tentang pemeriksaan simplisia nabati dan identifikasi tumbuhan obat berdasarkan kandungan kimianya, bentuk dan simplisianya, baik makroskopik maupun mikroskopiknya. Farmakognosi adalah ilmu yang mempelajari pengetahuan dan pengenalan obat yang berasal dari tanaman dan zat-zat aktif lainnya, termasuk yang berasal dari dunia mineral dan hewan. Saat ini, peranan ilmu farmakognosi sangat banyak diperlukan terutama dalam sintesis obat.
            Tidak semua tanaman dapat dijadikan sebagai bahan obat. Tanaman-tanaman yang dijadikan obat tentu saja adalah tanaman yang memiliki kandungan atau zat-zat yang dapat bermanfaat bagi kesehatan dan kesembuhan tubuh.
            Salah satu zat aktif yang banyak ditemukan di alam dan juga di tumbuhan adalah glikosida. Glikosida adalah zat aktif yang termasuk dalam kelompok metabolit sekunder. Dalam dunia industri senyawa glikosida yang sering dipakai memiliki aglikon berupa flavonoid atau steroid. Selain itu senyawa glikosida biasa dipakai untuk menyimpan senyawa aktif agar tidak bereaksi sehingga tidak rusak sebelum dipakai. Secara umum, arti penting glikosida bagi manusia adalah untuk sarana pengobatan dalam arti luas yang beberapa diantaranya adalah sebagai obat jantung, pencahar, pengiritasi lokal, analgetikum dan penurunan tegangan permukaan. Oleh karena itu disusun makalah ini untuk mengetahui definisi, sifat dan pembagian glikosida serta glikosida yang berkhasiat sebagai obat dan tanaman penghasilnya.

1.2  Tujuan
1.      Mengetahui definisi, sifat dan pembagian glikosida
2.      Mengetahui glikosida yang berkhasiat obat dan tanaman penghasilnya.

1.3  Manfaat
1.      Untuk mengetahui definisi, sifat dan pembagian glikosida
2.      Untuk mengetahui glikosida yang berkhasiat obat dan tanaman penghasilnya






BAB II
ISI

2.1         Definisi glikosida
2.1.1 Definisi Glikosida
Menurut Kamus Farmakologi, Glikosida adalah senyawa asal gula dengan zat lain yang dapat terhidrolisis menjadi penyusunnya.
Menurut Michael Henrich dkk (2010), glikosida adalah istilah generik untuk bahan alam yang secara kimia berikatan dengan gula. Oleh karena itu glikosida terdiri atas dua bagian, gula dan aglikon.
Menurut Midian Sirait (2007) glikosida adalah suatu senyawa, bila dihidrolisis akan terurai menjadi gula (glikon ) dan senyawa lain (aglikon atau genin). Glikosida yang gulanya berupa glukosa disebut glukosida.
Gula pada umumnya berupa glukosa, fruktosa, laktosa, galaktosa, dan manosa, tetapi dapat juga berupa gula khusus seperti sarmentosa (sarmentosimarin), oleandrosa (oleandrin), simarosa (simarin), dan rutinosa (rutin). Aglukosa (genin) adalah senyawa yang mempunyai gugus OH dalam bentuk alkoholis dan fenolis (Midian Sirait, 2007).



2.2.1 Sifat dan pembagian Glikosida
A. Sifat glikosida
1.    Mudah larut dalam air, yang bersifat netral
2.    Dalam keadaan murni; berbentuk kristal tak berwarna, pahit
3.    Larut dalam alkali encer
4.    Mudah terurai dalam keadaan lembab, dan lingkungan asam

B. Pembagian glikosida
a. Pembagian glikosida menurut glikonnya
Glikon pada senyawa glikosida ini merupakan suatu karbohidrat baik berupa monosakarida maupun karbohidrat jenis lainya. Penamaan glikosida yang berdasarkan glikonnya biasanya hampir sama dengan na glikonya seperti glukosa menjadi glukosida, fruktosa menjadi fruktosida.
b. Pembagian glikosida menurut aglikonnya:
1.      Glikosida saponin
2.      Glikosida sterol kardioaktif
3.      Glikosida antrakinon
4.      Glikosida sianofor
5.      Glikosida thisianat
6.      Glikosida flavonol
7.      Glikosida alkohol
8.      Glikosida aldehid
9.      Glikosida lakton
10.  Glikosida fenol

2.2 Glikosida Berkhasiat Obat dan Tanaman Penghasilnya
Glikosida yang berkhasiat obat dapat digolongkan menjadi: Karidioaktif(glikosida jantung), antrakinon, saponin, sianofor, tiosianat, flavonol, alcohol, aldehid, lakton, fenol, dan lainnya (Midian Sirait, 2007).
2.3  Glikosida Lakton
Lakton merupakan ester yang siklik. Glikosida lakton mengandung suatu lakton yang mengikat glikon.  Salah satu contoh senyawa lakton di alam adalalah kumarin.  Walaupun demikian, glikosida yang mengandung kumarin sangat jarang di alam.  Sebagai contoh glikosida derivat hidroksi kumarin ditemukan dalam tanaman adalah scopolamin dalam Belladonna, limettin dalam pohon citrus, serta skimmin dalam Japanese Star Anise (adas bintang Jepang). 
            Kumarin, dahulu digunakan dalam farmasi sebagai bahan aroma, dan beberapa derivat kumarin masih digunakan karena sifat antikoagulannya.  Khasiat antispasmodik juga diperoleh dari kulit Viburnum prunifolium Linne (Blackhow) dan Viburnum opulus Linne, yang berkasiat adalah skopoletin (6-metoksi-7-hidroksikumarin).  Sediaan dari obat tanaman ini sebagai uterin sedatif. Kumarin merupakan senyawa yang tersebar di berbagai tanaman, berasa pahit, aromatik, dan membakar. Khasiat lain dari tanaman ini adalah antikoagulan darah (menghambat proses penjendalan) sehingga dapat digunakan sebagai abortivum.
Gambar tanaman Belladona yang didalamnya terdapat senyawa kumarin
Description: C:\Users\Acer\Pictures\400x300xBelladonna.jpg.pagespeed.ic.e31GwTxtJQ.jpg




Metode yang digunakan dalam penarikan senyawa kumarin adalah ekstrasi soxlet dengan pelarut metanol.

2.4 Glikosida Alkohol
Glikosida alkohol adalah glikosida yang aglikonnya memiliki gugus hidroksi. Senyawa yang termasuk glikosida alcohol adalah salisin. Glikosida ini mempunyai aglikon gugusan –OH alcohol. Terdapat pada simplisia Salix purpurea, Salix fragilis. Kegunaan : anti inflamasi, atipiretik, anti rheumatik, anti periodik.
Gambar tanaman Salix purpurea dan Salix fragilis
Description: C:\Users\Acer\Pictures\Salix fragilis.JPGDescription: C:\Users\Acer\Pictures\Salix_purpurea_003.jpg



Metode yang di gunakan dlam pengambilan senyawa salisin adalah extraksi. Metode identifikasi dengan menggunakan kromatografi kertas dengan pengembang campuran dari butanol, xylem, asam asetat, air.

2.5 Glikosida Fenolik
Fenolik merupakan senyawa yang banyak ditemukan pada tumbuhan. Fenolik memiliki cincin aromatik dengan satu atau lebih gugus hidroksil (OH-) dan gugus – gugus lain penyertanya. Senyawa ini diberi nama berdasarkan senyawa induknya, fenol. Senyawa fenol kebanyakan memiliki gugus hidroksi lebih dari satu sehingga disebut polifenol. Fenol biasanya dikelompokkan berdasarkan jumlah atom karbon pada kerangka penyusunnya.
            Kelompok terbesar dari senyawa fenolik adalah flavonoid, yang merupakan senyawa yang secara umum dapat ditemukan pada semua jenis tumbuhan. Biasanya satu jenis tumbuhan mengandung beberapa macam flavonoid dan hampir setiap jenis tumbuhan memiliki profil flavonoid yang khas. Kerangka penyusun flavonoid adalah C6-C3-C6. Inti flavonoid biasanya berikatan dengan guugusan gula sehingga membentuk glikosida yang larut dalam air.
Pada tumbuhan, flavonoid biasanya disimpan dalam vakuola sel. Secara umum, flavonoid dikelompokkan lagi menjadi kelompok yang lebih kecil (sub kelompok), yaitu:
1.      Flavon, contoh: luteolin,
2.      Flavanon, contoh: naringenin,
3.      Flavonol, contoh: kaempferol,
4.      Antosianin dan
5.      Calkon.
Beberapa jenis flavon, flavanon dan flavonol menyerap cahaya tampak, sehingga membuat bunga dan bagian tumbuhan yang lain berwarna kuning atau krem terang. Sedangkan jenis-jenis yang tidak berwarna merupakan zat penolak makan bagi serangga (contoh: katecin) ataupun merupakan racun (contoh: rotenon). Rutin, yang merupakan glikosida flavonol yang tersebar di hampir semua jenis tumbuhan, juga merupakan zat penolak makan yang kuat bagi serangga polifagus, seperti Schistocerca americana. Sementara itu paseolin, dilaporkan merupakan glikosida flavonol yang paling efektifsebagai zat penolak makan bagi serangga. Pada sel tumbuhan, tanin selalu berikatan dengan protein sehingga disebut merupakan zat yang menurunkan nilai nutrisi dari jaringan tumbuhan bagi pemakannya.
            Glikosida fenolik adalah glikosida yang aglikonnya berupa senyawa fenol. Yang termasuk gikosida ini adalah arbutin dan metil arbutin. Terdapat pada daun Arctostaphylos uvaursi, berfungsi sebagai diuretik dan antiseptik saluran kemih.
Gambar daun Arctostaphylos uvaursi
Description: C:\Users\Acer\Pictures\Arctostaphylos-uva-ursi.JPG




            Metode yang cocok untuk penarikan zat aktif arbutin dan metil arbutin adalah metode maserasi. Metode maserasi adalah metode yang digunakan untuk penyarian simplisia yang mengandung zat aktif yang mudah larut dalam cairan penyari. Sehingga zat – zat yang mudah larut akan melarut (Ansel, 1889). Glikosida fenolik larut dalam etanol, aseton, dan metanol.
2.6 Glikosida Aldehida
Glikosida aldehida adalah glikosida yang mempunyai aglikon susunan aldehid. Contohnya, Vanilin dan Salinigrin. Vanillin adalah glikosida yang diperoleh dari Vanilla planifolia atau dibuat secara sintetik dari sumber lainnya seperti koniferin, eugenol dan lignin. Kegunaan vanillin adalah sebagai bahan pencita rasa, penutup rasa, antimikroba dan antioksidan. Sedangkan Salinigrin merupakan gabungan antara hidroksi benzaldehid yang diperoleh dari Salix discolor yang diikat oleh m-hidroksibenzaldehida sehingga merupakan glikosida yang aglikonnya suatu aldehida.
Description: E:\Vanilla.jpgGambar tanaman Vanilla planifolia
           





Metode yang cocok untuk penarikan zat aktif vanillin pada buah Vanilla planifolia adalah metode ekstraksi dengan menggunakan pelarut etanol.
BAB III
PENUTUP
3.1  Kesimpulan
Glikosida adalah senyawa asal gula dengan zat lain yang dapat terhidrolisis menjadi penyusunnya. Sifat glikosida yaitu mudah larut dalam air. Glikosida yang berkhasiat obat dapat digolongkan menjadi: Karidioaktif (glikosida jantung), antrakinon, saponin, sianofor, tiosianat, flavonol, alcohol, aldehid, lakton, fenol.
Glikosida lakton terdapat senyawa kumarin yang terdapat pada tumbuhan Belladona, glikosida fenolik terdapat senyawa arbutin dan metil arbutin  yang  terdapat daun  Arctostaphylos uvaursi, berfungsi sebagai diuretik dan antiseptik saluran kemi , glikosida alkohol terdapat senyawa salicin pada simplisia Salix purpurea, Salix fragilis. Kegunaan : anti inflamasi, atipiretik, anti rheumatik, anti periodik., glikosida aldehid contohya  Vanilin dan Salinigrin terdapat pada tanaman Vanilla planifolia. Kegunaan vanillin adalah sebagai bahan pencita rasa, penutup rasa, antimikroba dan antioksidan.
3.2 Saran
            Sebaiknya perlu dilakukan pendalaman pengetahuan mengenai glikosida dan contoh simplisia yang mengandung glikosida karena pengetahuan ini dapat sangat berguna terutama bagi mahasiswa farmasi dalam bidang mencakup pembuatan berbagai macam sedian obat.



DAFTAR PUSTAKA

Awalin Shintya D., dan Saskia Sinta N., 2011. Kamus Farmakologi. Jakarta : Trans Info Media
Lakitan, Benyamin. 2007. Dasar-Dasar Fisiologi Tumbuhan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Heinrich Michael dkk., 2010. Farmakognosi dan Fitoterapi. Jakarta : EGC
Gunawan, Didik. 2004. Ilmu Obat Alam (Farmakognosi) Jilid 1. Penebar Swadaya. Jakarta.
Poedjiadi, Anna. 1994. Dasar-Dasar Biokimia. UI-Press. Jakarta.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar