PENDAHULUAN
Latar Belakang
Karbohidrat atau sakarida
adalah segolongan besar senyawa organik yang tersusun hanya dari atom karbon,
hidrogen dan oksigen. Bentuk molekul karbohidrat paling sederhana terdiri dari
satu molekul gula sederhana. Terdapat tiga golongan utama karbohidrat yaitu
monosakarida, oligosakarida dan polisakarida. Monosakarida atau gula sederhana,
terdiri dari hanya satu unit polihidroksi aldehida atau keton. Oligosakarida
terdiri dari rantai pendek unit monosakarida yang digabungkan bersama-sama oleh
ikatan kovalen. Polisakarida terdiri dari rantai panjang yang mempunyai ratusan
atau ribuan unit monosakarida (Umar, 2008).
Didalam dunia hayati, kita dapat mengenal
berbagai jenis karbohidrat, baik yang berfunsi sebagai pembangun struktur
maupun yang berperan funsional dalam proses metabolisme. Berbagai uji telah
dikembangkan untuk analisis kualitatif maupun kuantitatif terhadap keberadaan
karbohidrat, mulai dari yang membedakan jenis-jenis karbohidrat dari yang lain
sampai pada yang mampu membedakan jenis-jenis karbohidrat secara spesifik. Uji
reaksi tersebut meliputi uji Molisch, Barfoed, Benedict, Selliwanof dan uji
Iod.
Kedudukan karbohidrat sangatlah penting pada
manusia dan hewan tingkat tinggi lainnya, yaitu sebagai sumber kalori.
Karbohidrat juga mempunyai fungsi biologi lainnya yang tak kalah penting bagi
beberapa makhluk hidup tingkat rendah, ragi misalnya, mengubah karbohidrat
(glukosa) menjadi alkohol dan karbon dioksida untuk menghasilkan energi
Karbohidrat bersama seyawa lemak dan
protein memegang peranan dasar bagi kehidupan di bumi. Karbohidrat merupakan
bahan makanan penting dalam sumber tenaga yang terdapat dalam tumbuhan dan
hewan. Selain itu karbohiidrat juga
menjadi komponen stuktur penting pada mahluk hidup dalam bentuk serat
(fiber), seperti selulosa, pektim, derta
lignin. Karbohidrat menyediakan kebutuhan dasar yang diperlukan tubuh.
Karbohidrat
yang berasal dari makanan kita sehari-hari, dalam tubuh mengalami perubahan
atau metabolism. Hasil metabolism karbohidrat antara lain yaitu Glukosa yang terdapat
dalam darah, sedangkan glikogen adalah karbohidrat yang disintesis dalam hati
dan digunakan oleh sel-sel pada jaringan otot sebagai sumber energi. Energi
yang terkandung dalam karbohidrat itu pada dasarnya berasal dari energi
matahari, yaitu glukosa yang dibentuk dari karbon dioksida dan air dengan
bantuan sinar matahari dan klorofil dalam daun. Dan selanjutnya glukosa yang
terjadi di ubah menjadi amilum dan disimpan dalam bagian lain, misalnya pada
buah, dan umbi-umbian.
TINJAUAN
PUSTAKA
Kata karbohidrat berasal
dari kata karbon dan air. Secara sederhana karbohidrat didefinisikan sebagai
polimer gula. Karbohidrat adalah karbon yang mengandung sejumlah besar gugus
hidroksil. Karbohidrat paling sederhana bisa berupa aldehid (disebut
polihidroksi aldehid atau aldosa) atau berupa keton (disebut polihidroksiketon
atau ketosa). Berdasarkan pengertian diatas berarti diketahui bahwa karbohidrat
terdiri atas atom C, H dan O. Adapun rumus umum dari karbohidrat adalah Cn(H2O)n
atau CnH2nOn (Wiratmaja, 2011).
Umumnya makanan mengandung
tiga unsur yaitu karbohidrat, lemak dan protein. Dari ketiga unsur tersebut
yang merupakan sumber energi utama ialah karbohidrat. Karbohidrat ialah senyawa
organik dengan fungsi utama sebagai sumber energi bagi kebutuhan sel-sel dan
jaringan tubuh. Peran utama karbohidrat di dalam tubuh ialah menyediakan
glukosa bagi sel-sel tubuh, yang kemudian diubah menjadi energi. Glukosa
merupakan jenis karbohidrat terpenting bagi tubuh manusia. Karbohidrat
dibutuhkan oleh tubuh sebagai sumber utama tenaga untuk bergerak, membentuk
glukosa otot sebagai energi cadangan tubuh dan juga membentuk protein dan lemak
(Djakani, 2013).
Dalam karbohidrat dikenal
beberapa pengujian untuk menentukan kandungan yang terdapat dalam karbohidrat
tersebut. Salah satu test yang digunakan untuk menentukan ada tidaknya
karbohidrat adalah test Molisch. Ketika ada beberapa larutan yang tidak dikenal
secara pasti bahwa larutan tersebut mengandung karbohidrat atau tidak, test ini
bisa dilakukan untuk menentukan adanya kandungan karbohidrat. Larutan yang
bereaksi positif akan memberikan cincin yang berwarna ungu ketika direaksi
dengan alphanaftol dan asam sulfat pekat. Diperkirakan, konsentrasi asam sulfat
pekat bertindak sebagai agen dehidrasi yang bertindak pada gula untuk membentuk
furfural dan turunannya yang kemudian dikombinasi dengan alphanaftol untuk
membentuk produk berwarna (Pranata, 2004).
Uji Iod digunakan untuk
memisahkan amilum atau pati yang terkandung dalam larutan. Reaksi positifnya
ditandai dengan adanya perubahan warna menjadi biru. Warna biru yang dihasilkan
diperkirakan adalah hasil dari ikatan kompleks antara amilum dengan Iodin.
Sewaktu amilum yang telah ditetesi Iodin kemudian dipanaskan, warna yang
dihasilkan sebagai hasil darireaksi yang positif akan menghilang. Dan sewaktu
didinginkan warna biru akan muncul kembali (Monruw, 2010).
Uji Benedict bertujuan
untuk mengetahui adanya gula pereduksi dalam suatu larutan dengan indikator
yaitu adanya perubahan warna khususnya menjadi merah bata. Benedict reagen
digunakan untuk menguji atau memeriksa kehadiran gula pereduksi dalam suatu
cairan. Monosakarida yang bersifat redutor, dengan diteteskannya reagean akan
menimbulkan endapanmerah bata. Selain menguji adanya gula pereduksi, juga
berlaku secara kuantitatif, karena semakin banyak gula dalam larutan maka
semakin gelap warna endapan (Wahyudi, 2005).
Uji Selliwanoff
digunakan untuk membedakan aldosa dan ketosa. Ketosa dan aldosa berbeda pada
penyusun keton atau aldehyd. Jika gula mengandung keton maka itu adalah ketosa,
sedangkan jika mengnadung adehid maka itu adalah aldosa. Tes ini berdasar atas
jika dipanaskan keton akan lebih cepat terdehidrasi dibanding aldosa. Reaksi
Selliwanoff adalah sebagai berikut Reagen
yang digunakan adalah resosinol dan asam hidrocloric (Anonim2,2011)
Menurut
(Fessenden:1990) Berdasarkan sifat-sifatnya terhadap zat-zat penghidrolisa
karbohidrat dibagi dalam 4 kelompok utama :
1. Monosakarida
Karbohidrat yang tidak dapat dihidrolisa menjadi senyawa yang lebih
sederhana terdiri dari satu gugus cincin. Contoh dari monosakarida
yang terdapat di dalam tubuh ialah glukosa, fruktosa, dan galaktosa.
2. Disakarida
Senyawa
yang terbentuk dari gabungan 2 molekul atau lebih monosakarida. Contoh
disakarida ialah sukrosa, maltosa dan laktosa.
3. Glikosida
Senyawa
yang terdiri dari gabungan molekul gula dan molekul non gula.
4. Polisakarida
Semua
jenis karbohidrat baik mono, di maupun polisakarida akan berwarna merah.
Apabila larutannya (dalam air) dicampur dengan beberapa tetes larutan alpha
naphtol dan kemudian dialirkan pada asam sulfat pekat dengan hati-hati sehingga
tidak tercampur.
PEMBAHASAN
Karbohidrat atau sakarida adalah polisakarida aldehid atau polisakarido keton
atau senyawa hasil hidrolisis dari keduanya. Penyusun utama karbohidrat adalah
C, H dan O. karbohidrat merupakan sumber energi utama yang diperlukan oleh tubuh.
Ada dua jenis karbohidrat yaitu karbohidrat sederhana dan karbohidrat kompleks.
Karbohidrat sederhana merupakan aneka jenis gula yang langsung membentuk kalori
jika dikonsumsi. Karbohidrat kompleks merupakan sumber kalori yang mengandung
vitamin, mineral dan serat yang bermanfaat bagi tubuh (Soenardi, 2008).
Uji Molisch adalah uji yang memiliki prinsip hidrolisis karbohidrat menjadi
monosakarida, selanjutnya monosakarida jenis pentosa akan mengalami dehidrasi
dengan asam tersebut menjadi furfural, sementara golongan heksosa menjadi
hidroksi multifultural menggunakan asam organik pekat (Sumardjo, 2006). Reaksi Percobaan menunjukkan hasil bahwa larutan yang diuji pada
glukosa, fruktosa, sukrosa, dan pati positif
mengandung karbohidrat karena terbentuk cincin ungu pada batas diantara
pereaksi dengan larutan coba. Cincin ungu terbebtuk dari reaksi dehidrasi
karbohidrat oleh asam sulfat pekat (H2SO4). H2SO4
pekat berfungsi untuk menghidrolisis ikatan pada sakarida untuk
menghasilkan furfural. Furfural ini kemudian bereaksi dengan reagen Molisch a-nafhthol membentuk cincin
yang berwarna ungu. Namun pada larutan aquades tidak terbentuk cincin ungu
melainkan cincin berwarna hijau, ini menyatakan bahwa aquades bukan merupakan
karbohidrat.
Uji Seliwanoff adalah uji yang spesifik dalam mengidentifikasi gula
ketosaheksosa seperti fruktosa. Dalam pengujian ini golongan aldosa tidak
bereaksi, sedangkan ketosa mengalami proses dehidrasi untuk memberikan derifat
furfuralnya yang kemudian akan mengalami kondensasi dengan dan membentuk
senyawa kompleks yang berwarna merah (Sumardjo, 2006).
Percobaan menunjukan hasil bahwa larutan yang diuji pada larutan fruktosa dan
sukrosa menghasilkan warna larutan yang spesifik yakni warna merah yang mengidentifikasikan
adanya kandungan ketosa dalam karbohidrat jenis monosakarida. HCl yang
terkandung dalam pereaksi Seliwanoff mendehidrasi ruktosa menghasilkan hidroksi
furfural sehingga furfural mengalami kondensasi setelah penambahan resorsinol
membentuk larutan yang berwarna merah . Pada sukrosa apabila dipanaskan terlalu
lama dapat menunjukkan hasil yang positif terhadap pereaksi Seliwanoff. Hal ini
terjadi karena adanya pemanasan berlebihan menyebabkan sukrosa terhidrolisis
menghasilkan fruktosa dan glukosa sehingga fruktosa inilah yang nantinya akan
bereaksi dengan pereaksi Seliwanoff menghasilkan larutan berwarna orange. Hasil
negatif dihasilkan oleh larutan aquades, glukosa dan pati ini dikarenakan
larutan tersebut merupakan larutan yang tidak memiliki gugus keton sehingga uji
coba menghasilkan hanya warna kekuningan pada masing-masing larutan.
Hal yang menyebabkan
dihasilkannya endapan merah bata ini karena ini berasal dari Fehling yang
memiliki ion Cu2+ direduksi menjadi ion Cu+ yang dalam suasana basa akan
diendapkan berwarna merah bata (Cu2O).
aldehida atau keton bebas akan mereduksi ion Cu2+
dalam suasana alkalis, menjadi Cu+, yang mengendap sebagai Cu2O
(kupro oksida) berwarna merah bata. Gula pereduksi merupakan gula yang memiliki
gugus alkalis atau keton bebas atau terdapat gugus –OH glikosidis pada
strukturnya (Sumardjo, 2006).
RCHO + 2 Cu2+ + 5 OH-
RCO2- + Cu2O + 3 H2O
Percobaan menunjukkan hasil bahwa larutan
fruktosa dan sukrosa menghasilkan warna larutan yang spesifik yakni warna merah
bata. Hal ini menunjukkan bahwa larutan fruktosa dan sukrosa mengalami oksidasi
dan mampu mereduksi senyawa yaitu melepaskan O2 sehingga terbentuk
tembaga oksida (Cu2O). Pada uji Benedict, pereaksi ini akan bereaksi dengan
gugus aldehid, kecuali aldehid dalam gugus aromatik, dan alpha hidroksi keton.
Oleh karena itu, meskipun fruktosa bukanlah gula pereduksi, namun karena
memiliki gugus alpha hidroksi keton, maka fruktosa akan berubah menjadi glukosa
dan mannosa dalam suasana basa dan memberikan hasil positif dengan pereaksi
benedict. Alasan mengapa fruktosa begitu mudah
teroksidasi adalah dalam larutan basa fruktosa berada dalam kesetimbangan
dengan dua aldehida diastereometik serta penggunaan suatu zat antara tautomerik
enadiol (Fessenden 1982).
Aquades, glukosa dan pati tidak menunjukan
warna merah bata alias tidak bereaksi diarenakan bukan gula pereduksi. . Hasil
yang negatif pada percobaan dapat disebabkan dalam proses pemanasan yang
terlalu cepat. Sedangkan pati berdasarkan percobaan dan literatur hasilnya
sesuai literatur yaitu negatif. Namun, pada pemanasan cukup lama dapat
dihasilkan endapan merah bata pada polisakarida sebab memerlukan waktu lama
untuk mengubah gugus-gugusnya menjadi lebih sederhana sebelum bereaksi
dengan pereaksi Benedict.
Pada uji coba Iodin, digunakan 4 larutan uji yaitu pati, glukosa, sukrosa, dan
aquades. Percobaan menunjukkan hasil bahwa hanya larutan pati yang menghasilkan
warna larutan yang spesifik yakni warna ungu atau hitam kebiruan. Sedangkan
larutan yang lainnya menghasilkan warna orange jernih. Hal ini
menunjukkan bahwa pati menghasilkan larutan yang positif terhadap kandungan
polisakarida sehingga menghasillkan warna hitam kebiruan. Terbentuknya warna
hitam kebiruan disebabkan molekul amilosa dan amilopektin yang membentuk suatu
melekul dengan molekul dari larutan iodium. Sedangkan pada larutan glukosa,
sukrosa, dan aquades tidak berwarna biru kehitaman karena bukan merupakan jenis
polisakarida sehingga tidak dapat bereaksi dengan larutan iodium dan hanya
terbentuk warna orange jernih pada masing-masing larutan.
Prinsip uji Barfoed ialah pereaksi Barfoed
juga mereduksi ion Cu2+ menjadi Cu+. Uji ini termasuk uji
spesifik. Karbihidrat direduksi pada suasana asam dengan menambahkan
fosfomolibdat. Senyawa uji yang membentuk endapan merah bata adalah
monosakarida sedangkan yang tidak membentuk endapan merah bata (larutan
berwarna biru) adalah disakarida. Berdasarkan percobaan glukosa dan
fruktosa merupakan monosakarida sedangkan sukrosa, laktosa, maltosa merupakan
disakarida. Hasil uji ini sesuai dengan literatur yang menunjukkan bahwa
glukosa dan fruktosa merupakan monosakarida sedangkan sukrosa, laktosa, maltosa
merupakan disakarida. Untuk pati merupakan
polisakarida (Kusharto 1992).
polisakarida (Kusharto 1992).
Kesimpulan
Berdasarkan percobaan dapat disimpulkan bahwa uji Molisch menunjukkan bahwa
semua senyawa uji merupakan karbohidrat. Uji Benedict menunjukkan bahwa
glukosa, fruktosa, laktosa dan maltosa merupakan gula pereduksi yang memiliki
gugus fungsi aldehida atau hemiasetal. Uji Barfoed membuktikan glukosa dan
fruktosa merupakan monosakarida sedangkan sukrosa, laktosa, maltosa merupakan
disakarida
1. Karbohidrat
adalah polisakarida aldehid atau polisakarida keton, atau senyawa hasil
hidrolisis dari keduanya.
2. Asam sulfat
pekat berfungsi untuk menghidrolisis ikatan pada sakarida untuk menghasilkan
furfural yang akan bereaksi dengan reagen Molisch sehingga terbentuk cincin
berwarna ungu pada larutan karbohidrat.
3. Pereaksi
Seliwanoff mendehidrasi fruktosa menghasilkan hidroksifurfural sehingga
furfural mengalami kondensasi setelah penambahan resorsinol membentuk larutan
yang berwarna merah bata pada karbohidrat yang memiliki gugus keton.
4. Fruktosa dan
sukrosa mengalami oksidasi dan mampu mereduksi senyawa yaitu melepas O2 sehingga
terbentuk tembaga oksida (Cu2O) berwarna merah bata setelah ditetesi
pereaksi Benedict.
5. Terbentuknya warna hitam kebiruan pada pati
disebabkan molekul amilosa dan amilopektin yang membentuk suatu molekul dengan
molekul dari larutan Iodium.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim1. 2011. Uji Kulaitatif Untuk
Identifikasi Karbohidrat. arifqbio.multiply
multiplycontent.com. Diakses
tanggal 24 November 2013
Anonim2. 2010. Seliwanof f’s
Test.en.wikipedia.com/Selliwanoff_test. Diakses tanggal 24 November
2013
Clark,John M. 1964.
Experimental Biochemistry. WH Freeman and Company.
San
Franciso
Eaton,David C. 1980. The
World of Organic Chemistry.Mc-Graw-Hill Book
Company. New york.
Fessenden,
Ralp J. 1990. Kimia Organik Edisi Ketiga. Jakarta: Erlangga.
Hawab, HM. 2004.Pengantar
Biokimia.Jakarta : Bayu Media Publishing.
Helmiyesi. 2008. Pengaruh Lama Penyimpanan Terhadap Kadar Gula
dan Vitamin
C pada Buah Jeruk Siam (Citrus nobilis var. microcarpa). eprints.undip.ac.id. Diakses pada tanggal 24 November 2013
Poedjiyadi, Anna dkk. 2006.Dasar-DasarBiokimia.Jakarta
: UI-Press
Morrison, Robert Thornton.
1983. Organic Chemistry Fourth Edit. New York:
New York
University.
Ratnayani, K. 2008. Penentuan Kadar Glukosa dan Fruktosa pada Madu Randu
dan Madu
Kelengkeng dengan Metode Kromatografi Cair Kinerja
Tinggi.ejournal.unud.ac.id.
Diakses pada tanggal 23 November 2013
Sumardjo Damin.
2006. Pengantar Kimia Buku Panduan Kuliah Mahasiswa Kedokteran. Jakarta
: penerbit Buku Kedokteran EGC
Waryat. 2006. Perbandingan Pemanis (Sukrosa,Fruktosa dan Glukosa)
Terhadap Mutu
Permen Jelly Rumput Laut Eucheuma cottonii. www.faperta.ugm.ac.id. Diakses pada tanggal 24 November 2013
Uji molisch
Sampel ( 10 tetes )
|
(+) 2 tetes molisch
|
(+) 2 tetes H2SO4
|
Ket. (+ atau -)
|
Gula
|
Putih
|
Cincin Ungu
|
(+)
|
Amilum
|
Putih
|
Cincin Ungu
|
(+)
|
Sukrosa
|
Putih
|
Cincin Ungu
|
(+)
|
Fruktosa
|
Bening
|
Hitam Pekat
|
(-)
|
Laktosa
|
Bening
|
Cincin Ungu
|
(+)
|
Glukosa
|
Bening
|
Cincin Ungu
|
(+)
|
Alkohol
|
bening
|
-
|
(-)
|
Perlakuan
|
Pengamatan
|
Gambar
|
1.
Larutan sampel masing di ambil 10
tetes di masukkan ke dalam tabung reaksi, kemudian di tambahkan dengan 2
tetes pereaksi molisch.
2.
Larutan di kocok kemudian di
alirkan larutan asam sulfat pekat secara perlahan melalui dinding tabung yang
dimiringkan (jangan di kocok)
3. Diamati
yang terjadi.
|
1.
Larutan sampel berwarna bening.
2.
Setelah di tambahkan pereaksi
molisch sebanyak 2 tetes warna larutan tetap bening.
3. Setelah
di tetesi H2SO4 pekat pada larutan sampel terdapat
cincin ungu , kecuali untuk sampel fruktosa yang berwarna hitam pekat.
|
Uji
Iodium
Sampel ( 6 tetes )
|
Warna Awal
|
(+) 1 tetes Iodium
|
Ket. (+ atau -)
|
Gula
|
Bening
|
Merah
|
(-)
|
Amilum
|
Bening
|
Biru
|
(+)
|
Sukrosa
|
Bening
|
Merah
|
(-)
|
Fruktosa
|
Bening
|
Merah
|
(-)
|
Laktosa
|
Bening
|
Merah
|
(-)
|
Glukosa
|
Bening
|
Merah
|
(-)
|
Alkohol
|
bening
|
Kuning
|
(-)
|
Perlakuan
|
Pengamatan
|
Gambar
|
1.
Larutan sampel masing di ambil 6
tetes di masukkan ke dalam tabung reaksi, kemudian di tambahkan dengan 1
tetes iodium.
2. Amati
yang terjadi (jika larutan berubah menjadi biru maka larutan mengandung
amilum , jika larutan berubah menjadi merah anggur larutan mengandung
dekstrin.
|
1.
Larutan sampel berwarna bening.
2.
Setelah di tambahkan iodium
sebanyak 1 tetes warna larutan menjadi biru untuk sampel amilum , untuk
sampel alkohol larutan berubah menjadi kuning , dan larutan menjadi merah
untuk sampel gula, sukrosa, fruktosa, laktosa dan glukosa.
|
Uji benedict
Sampel ( 5 tetes )
|
Warna Awal
|
(+) 10 tetes Benedict
|
Di panaskan 4 Menit
|
Ket. (+ atau -)
|
Gula
|
Putih
|
Biru - Kehijauan
|
Biru - Kehijauan
|
(-)
|
Amilum
|
Putih
|
Biru - Kehijauan
|
Biru - Kehijauan
|
(-)
|
Sukrosa
|
Putih
|
Biru - Kehijauan
|
Hijau - Toska
|
(-)
|
Fruktosa
|
Bening
|
Biru - Kehijauan
|
Merah - Bata
|
(+)
|
Laktosa
|
Bening
|
Biru - Kehijauan
|
Hijau - Toska
|
(-)
|
Glukosa
|
Bening
|
Biru - Kehijauan
|
Merah - Bata
|
(+)
|
Alkohol
|
Bening
|
Biru - Kehijauan
|
-
|
(-)
|
Perlakuan
|
Pengamatan
|
Gambar
|
1.
Larutan sampel masing-masing
diambil 5 tetes di masukkan dalam tabung reaksi.
2.
Di tambahkan dengan 10 tetes
pereaksi benedict, kemudian kocok.
3.
Didihkan larutan tersebut selama
4 menit.
4.
Amati yang terjadi.
|
Larutan sampel berwarna putih ( gula,
amilum, sukrosa ).
Setelah di tambahkan 10 tetes pereaksi
benedict larutan mengalami perubahan warna menjadi biru – kehijauan
Setelah di panaskan selama 4 menit
untuk sampel gula dan amilum tidak mengalami perubahan warna. Untuk sukrosa
dan laktosa mengalami perubahan warna menjadi hijau toska. Untuk sampel
fruktosa dan glukosa mengalami perubahan warna menjadi merah bata.
|
Uji Barfoed
Lar. Barfoed (5 tetes)
|
(+) 4 tetes sampel
|
Perubahan Warna
|
Di panaskan 3 Menit
|
Ket. (+ atau -)
|
Biru
|
Gula
|
Biru
|
Biru
|
(-)
|
Biru
|
Amilum
|
Biru
|
Biru
|
(-)
|
Biru
|
Sukrosa
|
Biru
|
Biru
|
(-)
|
Biru
|
Fruktosa
|
Biru
|
Merah - Bata
|
(+)
|
Biru
|
Laktosa
|
Biru
|
Biru
|
(-)
|
Biru
|
Glukosa
|
Biru
|
Biru
|
(-)
|
-
|
Alkohol
|
Biru
|
-
|
(-)
|
Perlakuan
|
Pengamatan
|
Gambar
|
1.
Larutan barfoed diambil sebanyak
5 tetes di masukkan dalam tabung reaksi.
2.
Kemudian di tambahkan 4 tetes
larutan sampel.
3.
Kemudian di panaskan selama 3
menit di atas penangas api.
4.
Di amati perubahan yang terjadi.
|
1.
Larutan barfoed berwarna biru
2.
Setelah ditambahkan 5 tetes
larutan sampel tidak mengalami perubahan warna ( tetap biru )
3.
Setelah di pananskan selama 3
menit hanya fruktosa saja yang mengalami perubahan warna menjadi merah bata ,
untuk sampel gula, amilum, sukrosa, laktosa, glukosa tidak mengalami
perubahan warna ( tetap berwarna biru )
|
Uji
Selliwanof
Lar. Selliwanof ( 5 tetes )
|
(+) 1 tetes sampel
|
Perubahan Warna
|
Di panaskan 20 detik
|
Ket. (+ atau -)
|
Bening
|
Gula
|
Bening
|
Bening
|
(-)
|
Bening
|
Amilum
|
Bening
|
Bening
|
(-)
|
Bening
|
Sukrosa
|
Bening
|
Bening
|
(-)
|
Bening
|
Fruktosa
|
Bening
|
Merah - Orange
|
(+)
|
Bening
|
Laktosa
|
Bening
|
Bening
|
(-)
|
Bening
|
Glukosa
|
Bening
|
Bening
|
(-)
|
Bening
|
Alkohol
|
-
|
-
|
(-)
|
Perlakuan
|
Pengamatan
|
Gambar
|
1.
Pereaksi Selliwanof diambil
sebanyak 5 tetes di masukkan dalam tabung reaksi.
2.
Kemudian di tambahkan dengan 1
tetes larutan sampel.
3.
Lartan dididihkan di atas
penangas api selama 20 detik.
4. Di
amati perubahan yang terjadi.
|
1.
Warna larutan selliwanof berwarna
bening.
2.
Setelah di tambahkan 1 tetes
larutan sampel tidak mengalami perubahan warna ( tetap bening )
3.
Setelah di panaskan selama 20
detik di atas penangas api hanya sampel fruktosa yang mengalami perubahan
warna dari bening menjadi merah – orange , sedangkan untuk sampel gula,
amilum, sukrosa, laktosa, dan glukosa tidak mengalami perubahan warna ( tetap
bening).
|
Uji Fehling ( Fehling A
5 tetes + Fehling B 5 tetes )
Lar. Fehling ( 10 tetes )
|
(+) 8 tetes sampel
|
Perubahan Warna
|
Di Panaskan 5 Menit
|
Ket. (+ atau -)
|
Biru
|
Gula
|
Biru
|
Biru
|
(-)
|
Biru
|
Amilum
|
Biru
|
Biru
|
(-)
|
Biru
|
Sukrosa
|
Biru
|
Bening + Endapan Merah Muda
|
(+)
|
Biru
|
Fruktosa
|
Biru
|
Hitam + Endapan Merah Muda
|
(+)
|
Biru
|
Laktosa
|
Biru
|
Orange + Endapan Merah Muda
|
(+)
|
Biru
|
Glukosa
|
Biru
|
Orange + Endapan Merah Muda
|
(+)
|
Biru
|
Alkohol
|
-
|
-
|
(-)
|
Perlakuan
|
Pengamatan
|
Gambar
|
1.
Di ambil 5 tetes fehling A dan 5
tetes fehling B di masukkan dalam tabung reaksi.
2.
Di tambahkan 8 tetes larutan sampel.
3.
Kemudian di panaskan di atas
penangas api selama 5 menit.
4. Diamati
perubahan yang terjadi.
|
1.
Warna larutan fehling A dan
fehling B biru.
2.
Setelah di tambahkan 8 tetes
larutan sampel larutan tidak mengalami perubahan warna ( tetap biru).
3.
Setelah di panaskan selama 5
menit di atas penangas api untuk sampel gula dan amilum tidak memeberikan
perubahan warna ( tetap biru ), untuk sampel sukrosa mengalami perubahan
warna dari biru menjadi bening + terdapat endapan merah muda, untuk sampel
fruktosa mengalami perubahan warna dari biru menjadi hitam + terdapat endapan
merah muda, untuk sampel laktosa dan glukosa mengalami perubahan warna dari
biru menjadi orange + terdapat endapan merah muda.
|
ngaco dapusnya
BalasHapus