Rabu, 09 Maret 2016

Laporan Praktikum Biokimia Karbohidrat // Yayuk Winarsih



PENDAHULUAN
Latar Belakang
Karbohidrat atau sakarida adalah segolongan besar senyawa organik yang tersusun hanya dari atom karbon, hidrogen dan oksigen. Bentuk molekul karbohidrat paling sederhana terdiri dari satu molekul gula sederhana. Terdapat tiga golongan utama karbohidrat yaitu monosakarida, oligosakarida dan polisakarida. Monosakarida atau gula sederhana, terdiri dari hanya satu unit polihidroksi aldehida atau keton. Oligosakarida terdiri dari rantai pendek unit monosakarida yang digabungkan bersama-sama oleh ikatan kovalen. Polisakarida terdiri dari rantai panjang yang mempunyai ratusan atau ribuan unit monosakarida (Umar, 2008).
Didalam dunia hayati, kita dapat mengenal berbagai jenis karbohidrat, baik yang berfunsi sebagai pembangun struktur maupun yang berperan funsional dalam proses metabolisme. Berbagai uji telah dikembangkan untuk analisis kualitatif maupun kuantitatif terhadap keberadaan karbohidrat, mulai dari yang membedakan jenis-jenis karbohidrat dari yang lain sampai pada yang mampu membedakan jenis-jenis karbohidrat secara spesifik. Uji reaksi tersebut meliputi uji Molisch, Barfoed, Benedict, Selliwanof dan uji Iod.
Kedudukan karbohidrat sangatlah penting pada manusia dan hewan tingkat tinggi lainnya, yaitu sebagai sumber kalori. Karbohidrat juga mempunyai fungsi biologi lainnya yang tak kalah penting bagi beberapa makhluk hidup tingkat rendah, ragi misalnya, mengubah karbohidrat (glukosa) menjadi alkohol dan karbon dioksida untuk menghasilkan energi
Karbohidrat bersama seyawa lemak dan protein memegang peranan dasar bagi kehidupan di bumi. Karbohidrat merupakan bahan makanan penting dalam sumber tenaga yang terdapat dalam tumbuhan dan hewan. Selain itu  karbohiidrat juga menjadi komponen stuktur penting pada mahluk hidup dalam bentuk serat (fiber),  seperti selulosa, pektim, derta lignin. Karbohidrat menyediakan kebutuhan dasar yang diperlukan tubuh.
            Karbohidrat yang berasal dari makanan kita sehari-hari, dalam tubuh mengalami perubahan atau metabolism. Hasil metabolism karbohidrat antara lain yaitu Glukosa yang terdapat dalam darah, sedangkan glikogen adalah karbohidrat yang disintesis dalam hati dan digunakan oleh sel-sel pada jaringan otot sebagai sumber energi. Energi yang terkandung dalam karbohidrat itu pada dasarnya berasal dari energi matahari, yaitu glukosa yang dibentuk dari karbon dioksida dan air dengan bantuan sinar matahari dan klorofil dalam daun. Dan selanjutnya glukosa yang terjadi di ubah menjadi amilum dan disimpan dalam bagian lain, misalnya pada buah, dan  umbi-umbian.
TINJAUAN PUSTAKA
Kata karbohidrat berasal dari kata karbon dan air. Secara sederhana karbohidrat didefinisikan sebagai polimer gula. Karbohidrat adalah karbon yang mengandung sejumlah besar gugus hidroksil. Karbohidrat paling sederhana bisa berupa aldehid (disebut polihidroksi aldehid atau aldosa) atau berupa keton (disebut polihidroksiketon atau ketosa). Berdasarkan pengertian diatas berarti diketahui bahwa karbohidrat terdiri atas atom C, H dan O. Adapun rumus umum dari karbohidrat adalah Cn(H2O)n  atau CnH2nOn (Wiratmaja, 2011).
Umumnya makanan mengandung tiga unsur yaitu karbohidrat, lemak dan protein. Dari ketiga unsur tersebut yang merupakan sumber energi utama ialah karbohidrat. Karbohidrat ialah senyawa organik dengan fungsi utama sebagai sumber energi bagi kebutuhan sel-sel dan jaringan tubuh. Peran utama karbohidrat di dalam tubuh ialah menyediakan glukosa bagi sel-sel tubuh, yang kemudian diubah menjadi energi. Glukosa merupakan jenis karbohidrat terpenting bagi tubuh manusia. Karbohidrat dibutuhkan oleh tubuh sebagai sumber utama tenaga untuk bergerak, membentuk glukosa otot sebagai energi cadangan tubuh dan juga membentuk protein dan lemak (Djakani, 2013).
Dalam karbohidrat dikenal beberapa pengujian untuk menentukan kandungan yang terdapat dalam karbohidrat tersebut. Salah satu test yang digunakan untuk menentukan ada tidaknya karbohidrat adalah test Molisch. Ketika ada beberapa larutan yang tidak dikenal secara pasti bahwa larutan tersebut mengandung karbohidrat atau tidak, test ini bisa dilakukan untuk menentukan adanya kandungan karbohidrat. Larutan yang bereaksi positif akan memberikan cincin yang berwarna ungu ketika direaksi dengan alphanaftol dan asam sulfat pekat. Diperkirakan, konsentrasi asam sulfat pekat bertindak sebagai agen dehidrasi yang bertindak pada gula untuk membentuk furfural dan turunannya yang kemudian dikombinasi dengan alphanaftol untuk membentuk produk berwarna (Pranata, 2004).
Uji Iod digunakan untuk memisahkan amilum atau pati yang terkandung dalam larutan. Reaksi positifnya ditandai dengan adanya perubahan warna menjadi biru. Warna biru yang dihasilkan diperkirakan adalah hasil dari ikatan kompleks antara amilum dengan Iodin. Sewaktu amilum yang telah ditetesi Iodin kemudian dipanaskan, warna yang dihasilkan sebagai hasil darireaksi yang positif akan menghilang. Dan sewaktu didinginkan warna biru akan muncul kembali (Monruw, 2010).
Uji Benedict bertujuan untuk mengetahui adanya gula pereduksi dalam suatu larutan dengan indikator yaitu adanya perubahan warna khususnya menjadi merah bata. Benedict reagen digunakan untuk menguji atau memeriksa kehadiran gula pereduksi dalam suatu cairan. Monosakarida yang bersifat redutor, dengan diteteskannya reagean akan menimbulkan endapanmerah bata. Selain menguji adanya gula pereduksi, juga berlaku secara kuantitatif, karena semakin banyak gula dalam larutan maka semakin gelap warna endapan (Wahyudi, 2005).
Uji Selliwanoff digunakan untuk membedakan aldosa dan ketosa. Ketosa dan aldosa berbeda pada penyusun keton atau aldehyd. Jika gula mengandung keton maka itu adalah ketosa, sedangkan jika mengnadung adehid maka itu adalah aldosa. Tes ini berdasar atas jika dipanaskan keton akan lebih cepat terdehidrasi dibanding aldosa. Reaksi Selliwanoff adalah sebagai berikut Reagen yang digunakan adalah resosinol dan asam hidrocloric (Anonim2,2011)
Menurut (Fessenden:1990) Berdasarkan sifat-sifatnya terhadap zat-zat penghidrolisa karbohidrat dibagi dalam 4 kelompok utama :
1. Monosakarida
     Karbohidrat yang tidak dapat dihidrolisa menjadi senyawa yang lebih sederhana terdiri dari satu gugus cincin. Contoh dari monosakarida yang terdapat di dalam tubuh ialah glukosa, fruktosa, dan galaktosa.
2. Disakarida
Senyawa yang terbentuk dari gabungan 2 molekul atau lebih monosakarida. Contoh disakarida ialah sukrosa, maltosa dan laktosa.
3. Glikosida
Senyawa yang terdiri dari gabungan molekul gula dan molekul non gula.
4. Polisakarida
Semua jenis karbohidrat baik mono, di maupun polisakarida akan berwarna merah. Apabila larutannya (dalam air) dicampur dengan beberapa tetes larutan alpha naphtol dan kemudian dialirkan pada asam sulfat pekat dengan hati-hati sehingga tidak tercampur.

PEMBAHASAN
          Karbohidrat atau sakarida adalah polisakarida aldehid atau polisakarido keton atau senyawa hasil hidrolisis dari keduanya. Penyusun utama karbohidrat adalah C, H dan O. karbohidrat merupakan sumber energi utama yang diperlukan oleh tubuh. Ada dua jenis karbohidrat yaitu karbohidrat sederhana dan karbohidrat kompleks. Karbohidrat sederhana merupakan aneka jenis gula yang langsung membentuk kalori jika dikonsumsi. Karbohidrat kompleks merupakan sumber kalori yang mengandung vitamin, mineral dan serat yang bermanfaat bagi tubuh (Soenardi, 2008).
          Uji Molisch adalah uji yang memiliki prinsip hidrolisis karbohidrat menjadi monosakarida, selanjutnya monosakarida jenis pentosa akan mengalami dehidrasi dengan asam tersebut menjadi furfural, sementara golongan heksosa menjadi hidroksi multifultural menggunakan asam organik pekat (Sumardjo, 2006). Reaksi Percobaan menunjukkan hasil bahwa larutan yang diuji pada glukosa, fruktosa, sukrosa, dan pati positif mengandung karbohidrat karena terbentuk cincin ungu pada batas diantara pereaksi dengan larutan coba. Cincin ungu terbebtuk dari reaksi dehidrasi karbohidrat oleh asam sulfat pekat (H2SO4). H2SO4  pekat berfungsi untuk menghidrolisis ikatan pada sakarida untuk menghasilkan furfural. Furfural ini kemudian bereaksi dengan reagen Molisch a-nafhthol membentuk cincin yang berwarna ungu. Namun pada larutan aquades tidak terbentuk cincin ungu melainkan cincin berwarna hijau, ini menyatakan bahwa aquades bukan merupakan karbohidrat.
          Uji Seliwanoff adalah uji yang spesifik dalam mengidentifikasi gula ketosaheksosa seperti fruktosa. Dalam pengujian ini golongan aldosa tidak bereaksi, sedangkan ketosa mengalami proses dehidrasi untuk memberikan derifat furfuralnya yang kemudian akan mengalami kondensasi dengan dan membentuk senyawa kompleks yang berwarna merah (Sumardjo, 2006). Percobaan menunjukan hasil bahwa larutan yang diuji pada larutan fruktosa dan sukrosa menghasilkan warna larutan yang spesifik yakni warna merah yang mengidentifikasikan adanya kandungan ketosa dalam karbohidrat jenis monosakarida. HCl yang terkandung dalam pereaksi Seliwanoff mendehidrasi ruktosa menghasilkan hidroksi furfural sehingga furfural mengalami kondensasi setelah penambahan resorsinol membentuk larutan yang berwarna merah . Pada sukrosa apabila dipanaskan terlalu lama dapat menunjukkan hasil yang positif terhadap pereaksi Seliwanoff. Hal ini terjadi karena adanya pemanasan berlebihan menyebabkan sukrosa terhidrolisis menghasilkan fruktosa dan glukosa sehingga fruktosa inilah yang nantinya akan bereaksi dengan pereaksi Seliwanoff menghasilkan larutan berwarna orange. Hasil negatif dihasilkan oleh larutan aquades, glukosa dan pati ini dikarenakan larutan tersebut merupakan larutan yang tidak memiliki gugus keton sehingga uji coba menghasilkan hanya warna kekuningan pada masing-masing larutan.
Hal yang menyebabkan dihasilkannya endapan merah bata ini karena ini berasal dari Fehling yang memiliki ion Cu2+ direduksi menjadi ion Cu+ yang dalam suasana basa akan diendapkan berwarna merah bata (Cu2O).
aldehida atau keton bebas akan mereduksi ion Cu2+ dalam suasana alkalis, menjadi Cu+, yang mengendap sebagai Cu2O (kupro oksida) berwarna merah bata. Gula pereduksi merupakan gula yang memiliki gugus alkalis atau keton bebas atau terdapat gugus –OH glikosidis pada strukturnya (Sumardjo, 2006).
RCHO + 2 Cu2+ + 5 OH-                    RCO2- + Cu2O + 3 H2O

Percobaan menunjukkan hasil bahwa larutan fruktosa dan sukrosa menghasilkan warna larutan yang spesifik yakni warna merah bata. Hal ini menunjukkan bahwa larutan fruktosa dan sukrosa mengalami oksidasi dan mampu mereduksi senyawa yaitu melepaskan O2 sehingga terbentuk tembaga oksida (Cu2O). Pada uji Benedict, pereaksi ini akan bereaksi dengan gugus aldehid, kecuali aldehid dalam gugus aromatik, dan alpha hidroksi keton. Oleh karena itu, meskipun fruktosa bukanlah gula pereduksi, namun karena memiliki gugus alpha hidroksi keton, maka fruktosa akan berubah menjadi glukosa dan mannosa dalam suasana basa dan memberikan hasil positif dengan pereaksi benedict. Alasan mengapa fruktosa begitu mudah teroksidasi adalah dalam larutan basa fruktosa berada dalam kesetimbangan dengan dua aldehida diastereometik serta penggunaan suatu zat antara tautomerik enadiol  (Fessenden 1982).
Aquades, glukosa dan pati tidak menunjukan warna merah bata alias tidak bereaksi diarenakan bukan gula pereduksi. . Hasil yang negatif pada percobaan dapat disebabkan dalam proses pemanasan yang terlalu cepat. Sedangkan pati berdasarkan percobaan dan literatur hasilnya sesuai literatur yaitu negatif. Namun, pada pemanasan cukup lama dapat dihasilkan endapan merah bata pada polisakarida sebab memerlukan waktu lama untuk mengubah gugus-gugusnya menjadi lebih  sederhana sebelum bereaksi dengan pereaksi Benedict.
          Pada uji coba Iodin, digunakan 4 larutan uji yaitu pati, glukosa, sukrosa, dan aquades. Percobaan menunjukkan hasil bahwa hanya larutan pati yang menghasilkan warna larutan yang spesifik yakni warna ungu atau hitam kebiruan. Sedangkan larutan yang lainnya menghasilkan warna orange jernih. Hal ini menunjukkan bahwa pati menghasilkan larutan yang positif terhadap kandungan polisakarida sehingga menghasillkan warna hitam kebiruan. Terbentuknya warna hitam kebiruan disebabkan molekul amilosa dan amilopektin yang membentuk suatu melekul dengan molekul dari larutan iodium. Sedangkan pada larutan glukosa, sukrosa, dan aquades tidak berwarna biru kehitaman karena bukan merupakan jenis polisakarida sehingga tidak dapat bereaksi dengan larutan iodium dan hanya terbentuk warna orange jernih pada masing-masing larutan.
          Prinsip uji Barfoed ialah pereaksi Barfoed juga mereduksi ion Cu2+ menjadi Cu+. Uji ini termasuk uji spesifik. Karbihidrat direduksi pada suasana asam dengan menambahkan fosfomolibdat. Senyawa uji yang membentuk endapan merah bata adalah monosakarida sedangkan yang tidak membentuk endapan merah bata (larutan berwarna biru) adalah disakarida. Berdasarkan percobaan glukosa dan fruktosa merupakan monosakarida sedangkan sukrosa, laktosa, maltosa merupakan disakarida. Hasil uji ini sesuai dengan literatur yang menunjukkan bahwa  glukosa dan fruktosa merupakan monosakarida sedangkan sukrosa, laktosa, maltosa merupakan disakarida. Untuk pati merupakan
polisakarida (Kusharto 1992).

Kesimpulan
Berdasarkan percobaan dapat disimpulkan bahwa uji Molisch menunjukkan bahwa semua senyawa uji merupakan karbohidrat. Uji Benedict menunjukkan bahwa glukosa, fruktosa, laktosa dan maltosa merupakan gula pereduksi yang memiliki gugus fungsi aldehida atau hemiasetal. Uji Barfoed membuktikan glukosa dan fruktosa merupakan monosakarida sedangkan sukrosa, laktosa, maltosa merupakan disakarida
1.  Karbohidrat adalah polisakarida aldehid atau polisakarida keton, atau senyawa hasil hidrolisis dari keduanya.
2.  Asam sulfat pekat berfungsi untuk menghidrolisis ikatan pada sakarida untuk menghasilkan furfural yang akan bereaksi dengan reagen Molisch sehingga terbentuk cincin berwarna ungu pada larutan karbohidrat.
3.  Pereaksi Seliwanoff mendehidrasi fruktosa menghasilkan hidroksifurfural sehingga furfural mengalami kondensasi setelah penambahan resorsinol membentuk larutan yang berwarna merah bata pada karbohidrat yang memiliki gugus keton.
4.  Fruktosa dan sukrosa mengalami oksidasi dan mampu mereduksi senyawa yaitu melepas O2 sehingga terbentuk tembaga oksida (Cu2O) berwarna merah bata setelah ditetesi pereaksi Benedict.
5. Terbentuknya warna hitam kebiruan pada pati disebabkan molekul amilosa dan amilopektin yang membentuk suatu molekul dengan molekul dari larutan Iodium.


DAFTAR PUSTAKA
Anonim1. 2011. Uji Kulaitatif Untuk Identifikasi Karbohidrat. arifqbio.multiply
multiplycontent.com. Diakses tanggal 24 November 2013
           
Anonim2. 2010. Seliwanof f’s Test.en.wikipedia.com/Selliwanoff_test. Diakses tanggal 24 November 2013

Clark,John M. 1964. Experimental Biochemistry. WH Freeman and Company.
San Franciso

Eaton,David C. 1980. The World of Organic Chemistry.Mc-Graw-Hill Book
Company. New york.
Fessenden, Ralp J. 1990. Kimia Organik Edisi Ketiga. Jakarta: Erlangga.
Hawab, HM. 2004.Pengantar Biokimia.Jakarta : Bayu Media Publishing.

Helmiyesi. 2008. Pengaruh Lama Penyimpanan Terhadap Kadar Gula 
dan Vitamin C pada Buah Jeruk Siam (Citrus nobilis var. microcarpa). eprints.undip.ac.id. Diakses pada tanggal 24 November 2013

Poedjiyadi, Anna dkk. 2006.Dasar-DasarBiokimia.Jakarta : UI-Press

Morrison, Robert Thornton. 1983. Organic Chemistry Fourth Edit. New York:
New York University.

Ratnayani, K. 2008. Penentuan Kadar Glukosa dan Fruktosa pada Madu Randu
dan Madu Kelengkeng dengan Metode Kromatografi Cair Kinerja
Tinggi.ejournal.unud.ac.id. Diakses pada tanggal 23 November 2013
           
Sumardjo Damin. 2006. Pengantar Kimia Buku Panduan Kuliah Mahasiswa Kedokteran. Jakarta : penerbit Buku Kedokteran EGC

Waryat. 2006. Perbandingan Pemanis (Sukrosa,Fruktosa dan Glukosa)
Terhadap Mutu Permen Jelly Rumput Laut Eucheuma cottonii. www.faperta.ugm.ac.id. Diakses pada tanggal 24 November 2013




Uji molisch
Sampel ( 10 tetes )
(+) 2 tetes molisch
(+) 2 tetes H2SO4
Ket. (+ atau -)
Gula
Putih
Cincin Ungu
(+)
Amilum
Putih
Cincin Ungu
(+)
Sukrosa
Putih
Cincin Ungu
(+)
Fruktosa
Bening
Hitam Pekat
(-)
Laktosa
Bening
Cincin Ungu
(+)
Glukosa
Bening
Cincin Ungu
(+)
Alkohol
bening
-
(-)

Perlakuan
Pengamatan
Gambar
1.      Larutan sampel masing di ambil 10 tetes di masukkan ke dalam tabung reaksi, kemudian di tambahkan dengan 2 tetes pereaksi molisch.
2.      Larutan di kocok kemudian di alirkan larutan asam sulfat pekat secara perlahan melalui dinding tabung yang dimiringkan (jangan di kocok)
3.       Diamati yang terjadi.
1.      Larutan sampel berwarna bening.
2.      Setelah di tambahkan pereaksi molisch sebanyak 2 tetes warna larutan tetap bening.
3.       Setelah di tetesi H2SO4 pekat pada larutan sampel terdapat cincin ungu , kecuali untuk sampel fruktosa yang berwarna hitam pekat.
Description: C:\Users\ASUS\Pictures\AWAL selliwanof, iodin, molisch.jpg

Description: C:\Users\ASUS\Pictures\molisch.jpg

Uji Iodium
Sampel ( 6 tetes )
Warna Awal
(+) 1 tetes Iodium
Ket. (+ atau -)
Gula
Bening
Merah
(-)
Amilum
 Bening
Biru
(+)
Sukrosa
Bening
Merah
(-)
Fruktosa
Bening
Merah
(-)
Laktosa
Bening
Merah
(-)
Glukosa
Bening
Merah
(-)
Alkohol
bening
Kuning
(-)

Perlakuan
Pengamatan
Gambar
1.      Larutan sampel masing di ambil 6 tetes di masukkan ke dalam tabung reaksi, kemudian di tambahkan dengan 1 tetes iodium.
2.       Amati yang terjadi (jika larutan berubah menjadi biru maka larutan mengandung amilum , jika larutan berubah menjadi merah anggur larutan mengandung dekstrin.
1.      Larutan sampel berwarna bening.
2.      Setelah di tambahkan iodium sebanyak 1 tetes warna larutan menjadi biru untuk sampel amilum , untuk sampel alkohol larutan berubah menjadi kuning , dan larutan menjadi merah untuk sampel gula, sukrosa, fruktosa, laktosa dan glukosa.
Description: C:\Users\ASUS\Pictures\AWAL selliwanof, iodin, molisch.jpg

Description: C:\Users\ASUS\Pictures\20151125_101153.jpg



Uji benedict
Sampel  ( 5 tetes )
Warna Awal
(+) 10 tetes Benedict
Di panaskan 4 Menit
Ket. (+ atau -)
Gula
Putih
Biru - Kehijauan
Biru - Kehijauan
(-)
Amilum
Putih
Biru - Kehijauan
Biru - Kehijauan
(-)
Sukrosa
Putih
Biru - Kehijauan
Hijau - Toska
(-)
Fruktosa
Bening
Biru - Kehijauan
Merah - Bata
(+)
Laktosa
Bening
Biru - Kehijauan
Hijau - Toska
(-)
Glukosa
Bening
Biru - Kehijauan
Merah - Bata
(+)
Alkohol
Bening
Biru - Kehijauan
-
(-)











Perlakuan
Pengamatan
Gambar
1.      Larutan sampel masing-masing diambil 5 tetes di masukkan dalam tabung reaksi.
2.      Di tambahkan dengan 10 tetes pereaksi benedict, kemudian kocok.
3.      Didihkan larutan tersebut selama 4 menit.
4.      Amati yang terjadi.


Larutan sampel berwarna putih ( gula, amilum, sukrosa ).
Setelah di tambahkan 10 tetes pereaksi benedict larutan mengalami perubahan warna menjadi biru – kehijauan
Setelah di panaskan selama 4 menit untuk sampel gula dan amilum tidak mengalami perubahan warna. Untuk sukrosa dan laktosa mengalami perubahan warna menjadi hijau toska. Untuk sampel fruktosa dan glukosa mengalami perubahan warna menjadi merah bata.
Description: C:\Users\ASUS\Pictures\AWAL benedict, barfoed, fehling.jpg

Description: C:\Users\ASUS\Pictures\benedict akhir.jpg

Uji Barfoed
Lar. Barfoed (5 tetes)
(+) 4 tetes sampel
Perubahan Warna
Di panaskan 3 Menit
Ket. (+ atau -)
Biru
Gula
Biru
Biru
(-)
Biru
Amilum
Biru
Biru
(-)
Biru
Sukrosa
Biru
Biru
(-)
Biru
Fruktosa
Biru
Merah - Bata
(+)
Biru
Laktosa
Biru
Biru
(-)
Biru
Glukosa
Biru
Biru
(-)
-
Alkohol
Biru
-
(-)











Perlakuan
Pengamatan
Gambar
1.      Larutan barfoed diambil sebanyak 5 tetes di masukkan dalam tabung reaksi.
2.      Kemudian di tambahkan 4 tetes larutan sampel.
3.      Kemudian di panaskan selama 3 menit di atas penangas api.
4.      Di amati perubahan yang terjadi.

1.      Larutan barfoed berwarna biru
2.      Setelah ditambahkan 5 tetes larutan sampel tidak mengalami perubahan warna ( tetap biru )
3.      Setelah di pananskan selama 3 menit hanya fruktosa saja yang mengalami perubahan warna menjadi merah bata , untuk sampel gula, amilum, sukrosa, laktosa, glukosa tidak mengalami perubahan warna ( tetap berwarna biru )

Description: C:\Users\ASUS\Pictures\AWAL benedict, barfoed, fehling.jpg

Description: C:\Users\ASUS\Pictures\barfoed akhir.jpg



Uji Selliwanof
Lar. Selliwanof ( 5 tetes )
(+) 1 tetes sampel
Perubahan Warna
Di panaskan 20 detik
Ket. (+ atau -)
Bening
Gula
Bening
Bening
(-)
Bening
Amilum
Bening
Bening
(-)
Bening
Sukrosa
Bening
Bening
(-)
Bening
Fruktosa
Bening
Merah - Orange
(+)
Bening
Laktosa
Bening
Bening
(-)
Bening
Glukosa
Bening
Bening
(-)
Bening
Alkohol
-
-
(-)








Perlakuan
Pengamatan
Gambar
1.      Pereaksi Selliwanof diambil sebanyak 5 tetes di masukkan dalam tabung reaksi.
2.      Kemudian di tambahkan dengan 1 tetes larutan sampel.
3.      Lartan dididihkan di atas penangas api selama 20 detik.
4.       Di amati perubahan yang terjadi.
1.      Warna larutan selliwanof berwarna bening.
2.      Setelah di tambahkan 1 tetes larutan sampel tidak mengalami perubahan warna ( tetap bening )
3.      Setelah di panaskan selama 20 detik di atas penangas api hanya sampel fruktosa yang mengalami perubahan warna dari bening menjadi merah – orange , sedangkan untuk sampel gula, amilum, sukrosa, laktosa, dan glukosa tidak mengalami perubahan warna ( tetap bening).

Description: C:\Users\ASUS\Pictures\AWAL selliwanof, iodin, molisch.jpg

Description: C:\Users\ASUS\Pictures\selliwanof.jpg

Uji Fehling ( Fehling A 5 tetes + Fehling B 5 tetes )
Lar. Fehling ( 10 tetes )
(+) 8 tetes sampel
Perubahan Warna
Di Panaskan 5 Menit
Ket. (+ atau -)
Biru
Gula
Biru
Biru
(-)
Biru
Amilum
Biru
Biru
(-)
Biru
Sukrosa
Biru
Bening + Endapan Merah Muda
(+)
Biru
Fruktosa
Biru
Hitam + Endapan Merah Muda
(+)
Biru
Laktosa
Biru
Orange + Endapan Merah Muda
(+)
Biru
Glukosa
Biru
Orange + Endapan Merah Muda
(+)
Biru
Alkohol
-
-
(-)




Perlakuan
Pengamatan
Gambar
1.      Di ambil 5 tetes fehling A dan 5 tetes fehling B di masukkan dalam tabung reaksi.
2.      Di tambahkan 8 tetes larutan sampel.
3.      Kemudian di panaskan di atas penangas api selama 5 menit.
4.       Diamati perubahan yang terjadi.
1.      Warna larutan fehling A dan fehling B biru.
2.      Setelah di tambahkan 8 tetes larutan sampel larutan tidak mengalami perubahan warna ( tetap biru).
3.      Setelah di panaskan selama 5 menit di atas penangas api untuk sampel gula dan amilum tidak memeberikan perubahan warna ( tetap biru ), untuk sampel sukrosa mengalami perubahan warna dari biru menjadi bening + terdapat endapan merah muda, untuk sampel fruktosa mengalami perubahan warna dari biru menjadi hitam + terdapat endapan merah muda, untuk sampel laktosa dan glukosa mengalami perubahan warna dari biru menjadi orange + terdapat endapan merah muda.

Description: C:\Users\ASUS\Pictures\AWAL benedict, barfoed, fehling.jpg

Description: C:\Users\ASUS\Pictures\fehling.jpg

1 komentar: